embankment with sea and ancient mosque

ADA 9 KEAJAIBAN ISTIGHFAR (PART I)

Segala puji dan puja kehadirat Allah, hanya kepada-Nya kita memuji dan meminta pertolongan serta bertaubat dari dosa-dosa kita. Dan hanya kepada Allah pula kita meminta agar dijauhakn dari keburukan-keburukan diri kita dan dari segala dosa yang pernah kita lakukan. Barang siapa yang telah Allah berikan petunjuk maka tidak akan pernah sesat selamanya. Dan barang siapa yang telah Allah sesatkan maka tidak akan mendapatkan petunjuk selamanya. Saya bersaksi tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan tidak ada sekutu bersamanya dan Muhammad benar-benar hamba juga utusan-Nya.

Allah mengingatkan dalam kitabnya, “Hai sekalian orang-orang yang beriman, bertakwalah, hanya patuh dan tunduklah kepada satu-satunya pencipta segala sesuatunya baik di langit, di bumi, di kedalaman lautan yaitu Allah. Sebenar-benar patuh dan tunduk dan janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan Islam”.

Di ayat yang lain Allah mengingatkan, “Hai sekalian manusia bertakwalah, hanya tunduklah kepada Allah yang telah menciptakan kalian dari jiwa yang satu yaitu Adam عَلَيْهِ السَّلَامُ dan menciptakan dari jiwa yang satu lainnya Hawa عَلَيْهِ السَّلَامُ dan telah banyak memberikan keturunan laki-laki juga perempuan dari keduanya. Sekali lagi bertakwalah kepada Allah dan jagalah hubungan sillaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasa mengawasi kalian”.

Pada ayat yang ketiga Allah mengingatkan, “Hai sekalian orang-orang yang beriman sekali lagi patuh dan tunduklah kepada Allah, nikmati yang halal, kerjakan yang diperintahkan, tinggalkan yang dilarang dan ucapkan kalimat yang benar, jujurlah niscaya Dia akan memperbaiki amal-amal perbuatan kalian, mengampuni dosa-dosa kalian. Barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, dia telah mendapatkan kemenangan yang besar”.

Kita tahu sebaik-baik rujukan umat Islam dalam segala lini kehidupan mereka terutama ibadah adalah Al-Qur’an كتاب الله dan petunjuk yang terbaik setelah Al-Qur’an adalah petunjuk Nabi besar ﷺ dan seburuk-buruk perbuatan terutama dalam ibadah yang tidak punya rujukan wahyu Al-Qur’an dan sunnah. Semua ibadah yang tidak mempunyai rujukan dikenal dengan perbuatan baru dalam agama. Perbuatan baru itu akan membawa pelakunya pada kekeliruan, kekeliruan akan membawa pelakunya ke dalam api neraka.

Baginda Nabi ﷺ tidak melewatkan moment-moment penting pada saat ingin menyampaikan wasiat kepada umatnya kecuali beliau membuka dengan khutbah hajjah, tiga ayat tentang pentingnya bertakwa dan tunduk kepada Allah serta mengingatkan agar ibadah selalu punya rujukan wahyu Al-Qur’an dan sunnah. Banyak sekali hadist Nabi ﷺ mengingatkan masalah ini dan juga kita akan dengarkan nanti perkataan para salafushalih tentang keajaiban istighfar dan dahsyatnya. Begitu juga إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ kita akan sebutkan apa yang akan didapatkan pada saat seseorang melazimkan istighfar.

Perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ kepada Nabi-Nya Muhammad ﷺ yang sudah diampuni dosanya yang lalu dan yang akan datang. Allah berfirman dalam surah An-Nasr ayat 3:

فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ‌ ؔؕ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا

Artinya:

maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.

Juga dalam ayat yang lain dalam surah Muhammad ayat 19, Allah memerintahkan Nabi-Nya Muhammad ﷺ istighfar:

فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ ࣖ

Artinya:

Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu, hai Muhammad dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.

Juga baginda Nabi ﷺ bersabda, “Demi Allah (padahal beliau tidak butuh untuk sumpah tetapi untuk memastikan tentang pentingnya pengucapan istighfar di lisan setiap orang di antara kita), aku selalu beristighfar kepada Allah (artinya pengucapan permohonan maaf kepada Allah) dan bertaubat kepada-Nya (maksudnya mengucapkan ikrar tidak akan mengulangi kesalahan) dalam setiap harinya lebih dari 70 kali”, dan hadist ini shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim. Juga dalam riwayat yang lain Nabi ﷺ sebutkan, “dalam setiap hari sampai 100 kali”.

Para Ulama Salaf menjelaskan kepada kita bagaimana kedudukan istighfar bermula dari perkataan sahabat yang mulia Abu Musa Al Asy’ari Radiyallahu’anhu. Beliau mengatakan, “Dahulu kita memiliki dua pelindung dari azab atau siksaannya Allah salah satunya telah pergi yaitu keberadaan Rasulullah ﷺ ditengah-tengah kita. Selama Nabi ﷺ masih hidup, mereka tinggal datang ke Nabi mohon ampunlah untuk kami tetapi sekarang Nabi sudah meninggal maka sudah hilang satu kesempatan itu. Untuk menghilangkan azab, gangguan, gempa, banjir, bencana, kesulitan, wabah seperti sekarang dan tersisa satu yaitu istighfar. Apabila ia juga telah pergi dari lisan seseorang diantara kita maka niscaya kita binasa”.

Rabbi Ibnu Hisyam Rahimahullah, seorang ulama tabi’in berkata, “Merendahlah kalian kepada Rabb kalian, berdo’alah kepada-Nya dikala senggang maka Allah telah berfirman dalam hadist Qudsy yaitu siapa yang memohon kepada-Ku pada saat dia senggang, Aku akan penuhi kebutuhannya pada saat lagi sempit dan siapa yang memohon kepada-Ku pasti Aku akan beri dan siapa yang merendah karena Aku, Aku akan angkat derajatnya dan siapa yang melowongkan waktu untuk ibadah kepada-Ku, Aku akan kasihi dia dan siapa yang memohon ampun (istighfar) kepada-Ku, Aku pasti akan memaafkan kesalahannya”.

Sahl Radiyallahu’anhu telah berkata tentang istighfar dalam menghapus dosa, “Permulaan istighfar adalah pengampunan atau mengingat memanggil Allah kemudian akan bergantung kepada Allah lalu kemudian tidak akan mengulangi kesalahan-kesalahan”. Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata, “Iblis berkata aku membinasakan anak cucu Adam dengan dosa dan mereka membinasakanku dengan istighfar dan ucapan lailahailallahu manakala aku melihat hal itu pada mereka, aku tanamkan hawa nafsu pada mereka dimana mereka berbuat dosa tapi mereka tidak beristighfar karena mereka mengira diri mereka telah berbuat baik”.

Kata para Ulama menanggapi statement dari Ibnu Jauzi Rahimahullah, “Yang pertama setan tanamkan adalah supaya manusia lalai berbuat dosa. Pada saat ia sudah berbuat dosa, setan akan lalaikan ia supaya tidak istighfar karena istighfar adalah kata kunci dihilangkan dosa tersebut dan akhirnya azab Allah tidak datang”. Qatada Rahimahullah berkata, “Al-Qur’an menunjuki kalian penyakit dan juga obat sekaligus untuk menyembuhkan kalian. Penyakit kalian adalah dosa-dosa dan obat penyembuahan kalian adalah istighfar. Permasalahan apapun akan selesai dengan istighfar”.

Andai saja sebuah wilayah disepakati dari pemimpinnya sampai masyarakatnya, memasyarakatkan dan membudayakan istighfar di lisan mereka, di meja-meja makan mereka, di halaman rumah mereka, di meja-meja kerja mereka, di masjid mereka, di pasar mereka, demi Allah permasalahan di wilayah itu akan selesai semuanya dan rezki akan terbuka seluas-luasnya. Ali Radhiyallahu’anhu berkata, “Yang aneh adalah orang yang binasa padahal keselamatan ada bersamanya”. Lalu beliau ditanya, “Apa keselamatan yang anda maksudkan?”, kata beliau, “Istighfar”. Beliau juga berkata, “Tidaklah seorang hamba di ilhami untuk beristighfar (Allah tidak mudahkan lisan anda mengucapkan astaghfirullah) kecuali Allah memang berkehendak untuk menyelamatkannya atau tidak mengazabnya”.

Seseorang shalih juga berkata, “Hamba berada di antara dosa dan nikmat, keduanya tidak akan menjadi baik kecuali mensyukuri nikmat dan istighfar dari dosa-dosa”. Juga Lukman Al-Hakim yang terkenal Allah namakan surah Lukman atas namanya berkata kepada putranya, “Wahai anakku Allah memiliki beberapa waktu, tidak ditolak orang untuk meminta pada waktu itu (seperti antara adzan dan iqamah, sepertiga malam, saat hujan turun, dst) maka perbanyak istighfar pada saat itu”. Beliau bukan menyuruh anaknya meminta hajat tetapi disuruh beristighfar karena dengan istighfar ternyata hajat-hajat kita walaupun kita tidak meminta dipenuhi sang pencipta Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎.

Ibunda mulia ‘Aisyah Radhiyallahu’anha ummul mukminin berkata, “Kegembiraan/ kebahagiaan bagi siapapun yang mendapatkan istighfar tertulis indah banyak di buku amalnya”. Abu Al-Minhal Rahimahullah juga berkata, “Tidaklah seorang hamba di dampingi di dalam kuburnya oleh pendamping yang lebih dicintai daripada istighfar yang dia ucapkan semasa hidupnya”. Al-Hasan Basri Rahimahullah berkata, “Perbanyak istighfar di rumah-rumah kalian, di meja-meja makan kalian, di jalan-jalan kalian, di pasar-pasar kalian, di majelis-majelis kalian karena kalian tidak tahu kapan ampunan akan turun”.

Seorang Badui berkata, “Siapa yang ingin menjadi tetangga kami di tanah kami, hendaklah memperbanyak istighfar karena istighfar adalah awan tebal yang mengandung air atau hujan yang lebat (maksudnya rezki)”. Andai saja klita memahami semua ini dan saling mengingatkan untuk memperbanyak istighfar, setiap lagi diam jangan hanya diam tetapi mengucapkan أَسْتَغْفِرُ الله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ hanya dengan mengucapkan itu saja berapa banyak penduduk Indonesia yang muslim jika mengucapkan sehari sekali saja ada 200.000.000 lebih istighfar naik ke langit. Bukankan itu akan mendatangkan rezki kepada kita? Bukankah itu akan mengangkat wabah dan permasalahan yang kita hadapi? Demi Allah, iya. Tinggal kita akan mengamalkannya atau tidak.

Juga Bhakar bin Abdillah Al-Muzanni Rahimahullah berkata, “Kalian banyak berbuat dosa maka perbanyaklah istighfar karena seseorang kalau menemukan istighfar dalam catatan amalnya pada setiap jarak 2 baris buku amalnya pada hari kiamat, dia akan senang melihatnya”. Ibnu Taimiyah berkata, “Pikiranku kadang-kadang terpaku kepada sebuah masalah yang sulit aku hadapi, tidak ada solusinya maka aku beristighfar kepada Allah 1000 kali sampai dadaku dilapangkan dan masalah yang sulitpun terpecahkan. Aku kadang berada di pasar, masjid atau sekolah tapi hal itu tidak menghalangiku dari dzikir dan istighfar sampai aku meraih apa yang aku inginkan”.

Manfaat istighfar yang pertama yaitu Kita akan mendapatkan pahala yang akan dicatatkan untuk kita sendiri jika kita beristighfar karena istighfar ucapan yang tidak butuh energi banyak, hanya lisan dan bibir kita yang tergerakkan, suara sedikit saja sedangkan itu adalah ibadah  yang besar pahalanya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kita dan memerintahkan juga Nabi-Nya Muhammad ﷺ untuk beristighfar kepada-Nya. Allah berfirman di dalam surah Mu’min ayat 55:

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ

Artinya:

Maka bersabarlah kamu (Hai Muhammad dan pengikutmu dalam melalui kehidupan dunia dengan segala macam cobaannya nanti ada kehidupan akhirat yang akan abadi dengan nikmat), karena sesungguhnya janji Allah itu benar (tidak ada kedustaan shalat, puasa, dzakat, bakti sama orangtua, bersedekah, dzikir, do’a, apasaja kerjakan semua akan kau dapatkan hasilnya) dan mohonlah ampunan untuk dosamu (Hai Muhammad dan pengikutmu juga perintahkan mereka lakukan itu) dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan juga pagi hari.

Kemudian Allah juga mengatakan dalam surah Al-Muzzammil ayat 20:

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya:

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tentu ayat yang berhubungan dengan istighfar banyak sekali di dalam kitabullah Al-Qur’an tetapi kita persingkat ini yang terakhir pada surah Ali-Imran ayat 133:

 وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

Artinya:

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.

Sumber: Ustadz Khalid Basalamah


Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *