Karena kita perlu tahu agar kita termotivasi untuk menjadi orang baik. Ketika antum dikasih balasan didunia ini dikasih rumah yang mewah dengan taman yang indah dengan kolam-kolam ikan yang begitu menyenangkan dengan istri yang soleha di dunia dikasih itu, engkau akan bersedih, engkau akan menjadi tua, tulang-tulangmu akan melemah, tenagamu akan hilang, kulitmu akan keriput, detak jantungmu akan melemah, sendi-sendimu akan linu, engkau hidup di dunia dan engkau makan pun sudah susah bahkan berapa banyak makanan yang menjadi penyakit buat orang yang mengkonsumsinya, itu dunia sedangkan di akhirat “jannahtu adnin tajri min tahtihal anhar khalidina fiha abada” kekal selama-lamanya disana “la yafna shababuha” mudanya tidak akan pernah habis, sudah cukup itu balasannya? Enggak… ada balasan yang lebih dahsyat dari itu kalau Allah ridha dengan kita, apalagi yang kita cari jama’ah.
Allah itu “rabbul ‘alamin” yang memilki segala-galanya, di dunia saja kalau Allah ridha sama Antum, semua langkah kita, semua ucapan kita, semua panca indera kita akan dibimbing oleh Allah dalam keridhaan-Nya. Seorang yang mengatakan kepada Allah “laitakatakhlu walhayatu mariiratun walaitakatardha wal anamuhughidhabu” ya Allah kalau Engkau manis untukku dan hidup ini pahit, aku tidak peduli. Kalau Engkau ridha kepadaku ya Allah dan semua manusia murka kepadaku, aku tidak peduli dengan mereka. “Laytalladzibaini wabainaka ‘amiru wabaini wabainal’alamina kharabb“, andaikata yang antara aku dan Engkau itu makmur hubungannya dan hubunganku dengan manusia semuanya rusak, aku tidak peduli. “Idzashahaminkalwut fadzkulluhayinu wakulludzi fhakhaturabiturabu“, kalau benar kecintaan-Mu ya Allah urusannya jadi mudah. Kalau sudah Allah cinta semua jadi mudah, semua yang ada di muka bumi itu tanah dan akan berakhir menjadi tanah kembali. Semua akan hancur, apa yang kita takutkan jama’ah ketika Allah cinta dengan kita?. Tapi bagaimana kita bisa meraih kecintaan Allah sehingga Allah ridha kepada kita, hal itu yang perlu kita fikirkan.
Sumber: DR. Ustadz Syafiq Riza Basalamah. M.A