Belakangan ini, di berbagai media televisi hinggi media sosial dihebohkan dengan sekolah negeri yang “memaksa” siswi non muslim menggunakan jilbab atau pakaian muslim. Bahkan, berita ini viral hingga membuat menteri pendidikanpun angkat bicara.
Berita terkait dengan isu SARA sangat mudah viral di media terutama media sosial yang setiap orang dapat memberikan berbagai komentar tanpa melihat batasan. Isu-isu tersebut juga sering dikaitkan dengan isu-isu radikalisme yang sering dihembuskan oleh media mainstream dengan menggunakan atribut tertentu sehingga pada akhirnya orang-orang dengan atribut tersebut dicap sebagai radikal. Padahal sejatinya, kita sendiri yang selalu berdampingan di dunia nyata dengan orang yang memiliki atribut “tertentu” tersebut, tidak pernah mengalami hal yang diberitakan tersebut.
Seperti halnya Seni fotografi, ketika kita memotret suatu daerah yang kumuh dan jelek namun diambil dengan framing, timing, dan angel yang tepat maka akan menghasilkan foto yang menarik, sehingga pada akhirnya dapat mengajak orang untuk melihat tempat tersebut walaupun tidak sesuai ekspektasinya. Hal ini juga berlaku sebaliknya.
Prinsip seperti ini juga digunakan oleh seseorang yang ahli di dunia maya untuk meningkatkan citra baik seseorang secara terus-menurus mempublikasikan hal-hal yang baik sehingga citra jelek di masa lalu dapat terlupakan. Hal itu membuat orang tersebut memiliki citra yang baik dimata masyarakat layaknya sebuah brand yang sering diiklankan di media.
Kembali lagi dengan berita yang sedang viral tersebut yang saat ini merembet hingga kemana-mana seperti tidak seharusnya memaksakan atribut muslim di sekolah negeri baik pada siswi muslim juga. Tentunya hal tersebut membuat hati kita sebagai seorang muslim menjadi prihatin. Padahal pada daerah tersebut merupakan daerah mayoritas muslim yang sudah menjalankan tradisi muslim sebagai indentitas mereka selama puluhan bahkan ratusan tahun.
Apabila suatu permasalahan hanya dipahami sesuai logika manusia tentunya banyak sekali perdebatan karena perbedaan pendapat karen setiap manusia memiliki ego yang merasa pendapatnya adalah benar. Seperti halnya yang terjadi di media sosial sekarang ini, setiap orang bebas berpendapat dan menuangkan komentarnya sehingga tidak jarang terjadi perselisihan bahkan sesama muslim.
Oleh sebab itu, apabila islam juga hanya dipahami secara logika maka akan terjadi hal tersebut. Apabila terjadi suatu permasalahan maka sebaiknya kita mengembalikannya kepada Al-quran dan hadist yang tentunya melalui pemahaman salafus shalih dari ustadz yang memang direkomendasikan. Tidak perlu manambah atau bahkan menguranginya, kita hanya perlu copy dan paste.
Lalu bagaimana dengan wanita