HOBBY MENSHARE AMAL SHALIH

Allah SWT berfirman, “tabarakalladzibiyadihil mulku wahuwa ’ala qullisyaiinkodir alladzikhalaqal mauta walhayata biyablu wakum aiyukum ahsanul’amalah”, Maha Suci Allah yang ditangan-Nya lah segala kerajaan dan Dia lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang telah menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji kalian, manakah diantara kalian yang amalannya yang terbaik. Allah SWT mengingatkan dalam ayat-ayat ini tentang kualitas amal sebelum berbicara tentang kuantitas amal maka kualitas amal hendaknya kita perhatikan, mana diantara kita yang amalannya yang terbaik. Fudzoir bin Hiyar Rahimahullah waktu ditanya tentang amal terbaik maka dia berkata, “akhlaksuhu wa aswauhu”, yang paling ikhlas yang terbaik dan yang paling sesuai dengan sunnah Nabi Saw. Diantara cara untuk meningkatkan kualitas amal seseorang yaitu berusaha menyembunyikan amal tersebut. Telah banyak datang dalil yang menjelaskan bahwasannya semakin amal disembunyikan, semakin berkualitas di sisi Allah SWT.

Diantaranya Nabi Saw bersabda, “manistatha’aminkum anyakunalahu khabirun min amalin shalihfal yaf’ala”, barang siapa diantara kalian yang mampu memilki amal shalih yang tersembunyi tidak ada yang tahu kecuali Allah SWT maka lakukanlah. Ini syarat seorang berusaha untuk menyembunyikan amal shalihnya sebisa mungkin. Oleh karenanya tiga orang atau beberapa orang yang dinaungi oleh Allah pada hari kiamat kelak diantara tujuh golongan adalah orang-orang yang menyembunyikan amalan mereka. Kata Nabi Saw, “sabar atunnidzi humullah fiyaumil yadzillah illadzilluh”, tujuh golongan yang Allah naungi mereka dihari tatkala matahari jaraknya 1 mil, hari yang sangat panas keringat bercucuran ada tujuh golongan yang bahagia yang Allah naungi mereka, tidak ada naungan kecuali naungan Allah SWT. Diantaranya kata Nabi Saw, “rajulun qalbuhum wal’alakumbil masajid”, seorang hatinya rindu ke masjid, tidak ada yang tahu hatinya rindu ke masjid kecuali Allah SWT. Dia rindu ingin ke masjid, tidak dia umumkan ke masyarakat tapi Allah tahu hatinya rindu ke masjid.

Diantaranya kata Nabi Saw, “rajulun tasuddaqah biyamini fa’affaha hattala ta’lamasyimaluhu matumfiiku yaminuhu”, seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya kemudian dia sembunyikan sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Jangankan orang lain tahu sebagian anggota tubuhnya, tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya menunjukkan betapa berusaha dia untuk menyembunyikan sedekah yang dia keluarkan.

Dan yang ketiga Nabi sebutkan diantara tujuh golongan tersebut, “rajulun dzakarallaha khalian fafadhat’ainaha”, seorang yang tatkala bersendirian dia ingat Allah maka kemudian kedua matanya mengalirkan air mata. Dia menangis bukan di hadapan orang lain tetapi dia menangis dihadapan Allah SWT, dia sembunyikan tangisannya karena Allah SWT. Oleh karenanya juga shalat yang terbaik adalah shalat yang disembunyikan. Kata Nabi Saw, “afdhallu shalatil mar’i fibaitihi ilalmakhtubah”, sebaik-baik shalat seorang adalah dirumahnya kecuali shalat fardhu, tentu di masjid. Semakin seorang menyembunyikan shalat-shalat sunnahnya maka itu semakin terbaik di sisi Allah SWT. Nabi Saw bersabda, “shaddaqah tushirtutfi qadhabarraq”, sesungguhnya sedekah yang dikeluarkan dengan diam-diam akan meredamkan kemurkaan Allah SWT. Allah SWT berfirman, “intubdu shaddaqah tifani immahi wa intukhfuha watuktuhal fuqara fahuwa khairullakum wayukafirun ankumbisyaia tikumwallahu bimata’malunakhabir”, kata Allah jika kalian menampakkan sedekah kalian itu baik tapi jika kalian sembunyikan sedekah kalian lantas kalian berikan kepada fuqara maka itu lebih baik bagi kalian dan Allah akan menghapuskan dosa-dosa kalian sesungguhnya Allah Maha Khabir, Allah mengetahui dengan detail apa yang kalian kerjakan.

Amal yang ditampakkan dan ikhlas itu baik tetapi lebih baik lagi amalan yang ikhlas dan disembunyikan bahkan Allah menyebutkan jika seorang bersedekah dengan diam-diam/ disembunyikan maka Allah akan menghapuskan dosa-dosanya. Jangan khawatir Allah tahu apa kita kerjakan, tidak ada yang melihat tetapi Allah mengetahui sedekah yang kita keluarkan. Oleh karenanya kita dapati bagaimana praktek para salaf, mereka benar-benar mempraktekkan hal ini, berusaha untuk menyembunyikan amal shalih mereka. Lihatlah bagaimana Al-Ulzain meriwayatkan dari Umar bin Khatab Ra, Umar keluar dimalam hari didalam kegelapan malam lantas dia diikuti oleh Thalha bin Ubaydillah, tahu-tahu Umar masuk kedalam sebuah rumah kemudian setelah itu Umar meninggalkan rumah tersebut. Maka keesokan harinya Thalha penasaran, dia datang ke rumah tersebut ternyata dilihatnya ada seorang tua yang sudah buta duduk tidak bisa berbuat apa-apa maka Thalha bertanya mengenai lelaki semalem yang datang, ternyata lelaki tersebut datang untuk menyediakan segala kebutuhannya (seorang tua yang sudah buta). Umar Ra malam-malam keluar tidak ada yang tahu maka dia pun membantu wanita yang tidak bisa berbuat apa-apa tersebut

Lihatlah Ayyub Akhsittiyani Rahimahullahu ta’ala dimana beliau kalau shalat malam menyembunyikan shalat malamnya kemudian ketika di pagi hari adzan dikumandangkan beliau bangun seakan-akan baru bangun mengangkat suaranya tatkala saat itu orang lain tidak tahu bahwa dia shalat malam. Kemudian Ayyub Akhsittiyani Rahimahullah ta’ala kalau beliau menyampaikan sebuah hadist kemudian tiba-tiba hatinya bersih dan diapun menangis maka dia tidak ingin menampakkan tangisannya dihadapan orang lain, dia berpaling seakan-akan sedang flu kemudian mengatakan sungguh berat yang namanya flu. Orang pun menyangka dia sedang flu ternyata dia sedang menangis karena terbawa dengan hadist yang dia bacakan. Dia menyembunyikan tangisannya.

Lihatlah Abdul Hasan Abtuhusi Rahimahullah ta’ala, beliau masuk ke rumahnya sambil membawa air, orang tidak tahu apa yang dia lakukan kemudian ada yang bertanya kepada anaknya maka anaknya pun bercerita bahwasannya ayahnya masuk ke dalam rumah kemudia menangis-nangis setelah itu dia cuci wajahnya kemudian dia memakai celak tatkala keluar dari rumahnya agar orang-orang tidak tahu kalau dia baru saja menangis. Lihatlah Ali bin Husein Ra bin Ali bin Abi Thalib Zainal Abidin kata Muhammad bin Sahad, “sekelompok orang di Madinah, mereka selalu mendapatkan asupan makanan dan mereka tidak tahu darimana mereka mendapatkan makanan tersebut sampai akhirnya tatkala meninggal Ali bin Husein Ra maka kemudian tiba-tiba bantuan tersebut terputus”. Ternyata setiap malam Ali Zainal Abidin selalu mengangkat makanan yang diberikan ke pintu-pintu orang miskin. Baru ketahuan tatkala dia meninggal bantuan tersebut berhenti kemudian saat mereka memandikan jasadnya, mereka mendapati ada tanda hitam dipundaknya karena selama ini dia memikul bantuan gandum tersebut langsung ke rumah-rumah para orang miskin tersebut. Inilah para salaf yang mereka berusaha untuk menyembunyikan amal shalih mereka karena mereka tahu yang Allah cari dari amal seorang hamba adalah kualitasnya.

Sesungguhnya kita sekarang hidup di zaman medsos, di zaman informasi yang begitu mudah untuk disebar dan tersebar. Seorang waspada jangan sampai dia mengurangi kualitas amalannya dengan menyebarkan/ menshare amal shalih yang dia lakukan. Apapun amal shalih yang kita lakukan sebisa mungkin kita sembunyikan karena nilainya lebih tinggi di sisi Allah SWT. Adapun kalau kita share amal shalih kita, berbakti kepada orang tua kita sebutkan di medsos, kita pergi umrah kita sebutkan di medsos, kita haji kita foto kemudian dilempar ke group medsos foto-foto diri kita lalu kita sebarkan di medsos-medsos lainnya (facebook, Instagram, twitter, dst). Kita bersedekah kita sebutkan, kita berdakwah kita cerita sana-sini, akhirnya kualitas dari amal kita berkurang dan itulah yang diinginkan oleh syaithan. Kata Ibnu Qayyim Ra, “tatkala syaithan tidak mampu untuk menjadikan seorang terjerumus dalam riya maka syaithan membuat dia terjerumus dalam hal yang bisa mengurangi kualitas amalnya”. Tadinya amalnya tersembunyi, tentu itu pahalannya besar, berlipat-lipat ganda daripada amal yang tidak tersembunyi maka syaithan gelitiki dia akhirnya dia pun cerita bahwasannya dia telah melakukan demikian dan demikian. Dia share sana-sini, dia sebarkan di group, di medsos akhirnya dan dia masih ikhlas maka pahala dia berkurang dari pahala amal yang tersembunyi jadi pahala amal yang terlihatkan. Kemudian syaithan menggoda lagi, menggoda lagi, menggoda lagi sampai akhirnya kali ini dia cerita dalam rangka untuk riya. Sehingga akhirnya amal shalih yang tadinya tercatat bisa jadi hangus di sisi Allah SWT. Maka perkara yang menakjubkan di zaman sekarang ini kalau para salaf dahulu mereka bersusah payah untuk menyembunyikan amal shalih mereka maka sebagian orang di zaman kita bersusah payah untuk menshare amal shalih mereka, bersusah payah membuat tim untuk bisa menshare amal shalih yang dia lakukan. Dia tidak tahu bahwasannya yang diterima oleh Allah hanyalah amalan yang ikhlas di sisi Allah SWT.

Semoga Allah SWT menganugerahkan kita keikhlasan dan semoga Allah SWT menjauhkan kita dari penyakit-penyakit hati, penyakit riya, ujub dan yang lainnya.

Sumber: Ustadz Firanda Andirja