HUKUM MERAYAKAN ULANG TAHUN

Apakah boleh seorang Muslim bersyukur untuk hari kelahirannya dengan membagi-bagikan makanan melalui perayaan ulang tahun? Dan apakah boleh memakan makanan yang diberikan oleh orang yang berulang tahun walaupun dia muslim?

Sama saja dengan ulang tahun, anda tanya langsung saja apa hukumnya ulang tahun begitukan. Setahu Ustadz Khalid Basalamah tidak boleh. Dan tidak usalah sibuk dengan ulang tahun ini kenapa? Apakah jika kita tidak ulang tahun maka usia kita menjadi pendek? Atau badan kita yang awalnya tinggi jadi pendek? Tidak ada. Nabi Saw tidak pernah merayakan ulang tahunnya, tidak perlu sibuk ulang tahun tiap tahun akhirnya mengikuti orang-orang kafir. Ulang tahun itu merupakan acaranya orang kafir, bawa kue ditiup lilinnya, nyanyi-nyanyi, disuruh meminta sesuatu pada saat itu. Tidak ada dalam Islam itu, Nabi Saw tidak pernah merayakan hari lahirnya, para sahabat, tabi’in dan tidak juga orang-orang shalih. Yang merayakan ulang tahun orang kafir berarti anda mencontoh mereka. Orang shalih kita tidak ada yang merayakan dan begini ikhwah dan akhwat sekalian, kalau anda hadir di majelis ilmu ini bukan ceremony, ini anda hadir dalam majelis untuk mengetahui hukum Allah dan saya terapkan dalam kehidupan saya, itu pentingnya majelis ilmu. Ada orang hadir ke majelis ilmu setiap minggu namun tidak berubah-berubah sehingga tidak ada manfaatnya ilmu tersebut untuknya.

Ikhwah sekalian mengenai ulang tahun memang tidak ada perintah dari Nabi Saw, tidak pernah contoh dari para sahabat, yang ada dari orang-orang kafir. Kita tahukan ulang tahun dari orang kafir sampai sering memang bahasa Inggris, “happy birthday” memang begitu, memang dalam bahasa Inggris tidak ada dalam bahasa Arab itu. Nanti kemudian diterjemahkan nyanyi-nyanyinya pun sama, tiup lilinnya pun sama, tasyabu. Kata Nabi Saw, “siapa yang mencontohi suatu kaum berarti dia termasuk golongan dari kaum itu”. Untuk apa ikhwah coba tanyakan, “kalau saya tidak ulang tahun kenapa? Tidak ada apa-apa”, bukan tangan kita jadi putus atau kepala kita jadi gundul, tidak ada yang rugi malah bagus tidak menjalankan sesuatu yang tidak dicontohkan dalam agama. Jadi saran Ustadz tidak usah, kalau dalam Islam kita mau keluarkan ada istilah ‘ulang’ berarti kita ulang detik bukan ulang tahun. Karena kita tidak bisa mendapatkan jaminan setiap saat ini malaikat maut mengejar kita. Kata Nabi Saw, “hati-hatilah dibelakang kalian ada malaikat yang sangat cepat, tepat dan kalau sudah datang tidak pernah terlambat sedikitpun”, itu yang harus dikhawatirkan karena malaikat tersebut sedang mengejar kita, tinggal tunggu waktunya sambar maka selesai, dicabut ruhnya lalu meninggal dunia. Jadi kita ini sebenarnya ulang detik bukan ulang tahun maka tidak perlu ikut-ikutan. Ustadz sarankan begitu, sama saja nanti hanya untuk mengingat dibahasakan sekarang agar lebih syar’inya dikatakan, “milad” bukan ulang tahun. Miladnyalah membagi-bagi makanan tanda syukur, tanda syukur itu setiap hari kita bersodaqah bukan setiap tahun.

Sumber: Ustadz Khalid Basalamah

0

You might also like