Di era digital seperti sekarang ini, handphone merupakan benda yang wajib dibawa kemanapun berada. Jika dahulu fungsi handphone hanya untuk melakukan panggilan, fungsi di zaman sekarang sudah menjadi lebih kompleks. Handphone atau kita sebut smartphone, menjadi barang yang sangat penting. Terlupa membawa smartphone sudah seperti menjadi bencana yang besar. Bagaimana tidak, segala hal yang kita butuhkan seperti memesan tiket, makanan, transportasi, hiburan, hingga pembayaran kini dalam satu genggaman.
Seperti yang dilansir dari Kominfo, tahun 2018 saja pengguna smartphone aktif di Indonesia sudah lebih dari 100 juta jiwa. Jumlah pengguna yang besar seperti ini tentunya menarik minat para perusahaan teknologi seperti Google untuk berinvestasi dan menyediakan berbagai layanan gratis yang bisa dinikmati pengguna dengan mudah. Namun pernahkah kalian berfikir dari mana mereka dapat uang? Yup, tentu salah satunya dengan Iklan. Google menggundang perusahaan atau siapa saja untuk dapat beriklan di “ekosistem” miliknya seperti di mesin pencarian, layanan email, video dan lain sebagainya. Namun Google tidak bekerja sendiri, mereka juga melibatkan pengguna untuk membuat konten kreatif yang dapat dinikmati para pengguna internet/smartphone. Tentu saja, pembuat konten akan dibayar Google apabila sudah memenuhi syarat dan ketentuan khusus. Honor yang dibayar Google juga bisa terbilang fantastis. Kreator bisa mendapatkan honor jutaan hingga miliaran rupiah.
Kesempatan seperti ini juga banyak memikat para milineal untuk membuat konten-konten “apa saja” bahkan berbau negatif dan tidak ada manfaatnya. Konten kreator hanya berfikir bagaimana menarik dan memikat hati para penonton untuk melihat konten mereka. Namun, pernahkah berfikir kelak apa yang kita perbuat akan ada pertanggung jawabannya?
Sebuah renungan bagi kita semua, termasuk saya sendiri sebagai penulis melalui potongan kajian yang disampaikan Dr. Firanda Andirja, Lc., M.A.
“Setiap detik kita di dunia ini sangat berharga, apakah kita gunakan untuk menambah derajat kita di akhirat ataukah kita buang percuma. bahkan mereka (kreator) mengajak orang (user smartphone) untuk membuang waktu mereka. Mereka membuat postingan-postingan yang tidak bermanfaat. Mereka membuat postingan-postingan yang tidak ada manfaat hanya untuk mengejar follower atau subscriber. Tentunya si kreator telah membuang waktunya untuk membuat hal yang tidak bermanfaat, dan dia telah “mengajak orang” untuk membuang waktu orang-orang yang melihat kontennya. Tentunya ini musibah karena yang dilihat tidak ada faedahnya dan ini tanggung jawabnya besar di akhirat”.