Siapakah yang tidak pernah berbuat dosa? Adakah manusia yang merasa bersih tidak pernah terjebak dalam perangkap-perangkap syaitan? Kita yakin pasti semua manusia pernah melakukan dosa. Allah perintahkan kepada kita, “bertaubatlah kalian semuanya wahai orang-orang beriman”. Secara kasat mata, kita, keluarga kita, masyarakat di kampung kita, mereka tenggelam dalam comberan-comberan dosa tetapi sebagian tidak merasa melakukan dosa.
Ada sebuah dosa yang lebih dahsyat daripada berzina, kalau orang tua mendapatkan anaknya berzinah maka kita yakin pasti orangtuanya akan melakukan tindakan yang sangat keras sekali, lebih dahsyat daripada mencuri, daripada narkoba, daripada merampok. tetapi banyak diantara kita itu sesuatu hal yang remeh yaitu dosa meninggalkan shalat. Cukup sebagai bukti besarnya dosa orang yang meninggalkan shalat keislaman orang tersebut diperselisihkan oleh para Ulama. Seorang mencuri muslim mungkin, minum khamar mungkin tetapi kalau muslim tidak shalat maka diperselisihkan keislamannya.
Bahkan sebagian Ulama berpendapat bahwasannya dia sudah kafir, berhak dibunuh sebagai bentuk hukuman atas kemurtadannya. Rasulullah ﷺ, beliau mengatakan, “Yang membedakan kita dengan orang kafir tersebut adalah shalat”, maka siapa yang meninggalkan shalat berarti dia telah kafir. Apakah sudah orang tua mendidik anaknya shalat? Allah ﷻ mengatakan, “Suruh keluargamu shalat”. Suruh istrimu, anakmu shalat dan sabar ketika engkau menyuruh mereka shalat.
Penghuni neraka ketika ditanya, “Apa yang menyebabkan kalian berada di neraka Saqar?”,
Mereka pun menjawab, “kita bukan termasuk orang-orang yang mendirikan shalat”.
Shalat ini merupakan rukun Islam yang kedua, tiangnya agama, diwajibkan dengan cara yang sangat special. Allah mewajibkan shalat kepada kita tidak melalui Jibril melainkan Nabi ﷺ yang berangkat menuju ke langit yang paling tinggi dan menerima perintah shalat. Lalu sebagian kita meremehkan perintah shalat yang 5 waktu, merasa sudah jadi orang baik karena dia tidak berzinah, dia tidak main judi, dia tidak minum khamar tetapi dia tidak shalat, istrinya tidak shalat, anaknya tidak shalat dan dia biarkan semua itu.
Berapa banyak orang yang keluar rumah jalan kaki, naik motor lalu saat pulang sudah di tandu? Berapa banyak diantara kita yang ketika mau keluar rumah dia pasang kancingnya sendiri kemudian di rumah yang membukakan kancingnya adalah orang yang memandikan jenazahnya? Sampai kaapan kita melakukan kemaksiatan ini, melihat kemungkaran ini terjadi. Allah membuka pintu taubatnya lebar-lebar, Allah mengatakan, “Taubat itu tidak diberikan kepada pelaku-pelaku kemaksiatan yang menunggu datangnya ajal ketika datang kematian kepadanya, sekarang aku taubat maka ini tidak diterima”.
Kita hanya punya kesempatan 1 kali dalam hidup ini ketika ajal tiba, engkau hanya bisa menangis, menyesal, berteriak karena mendapatkan siksaan yang pedih dari Allah ﷻ. Lihat kewajiban shalat ini, orang dalam kondisi sakit tetap wajib shalat. Jika tidak bisa berwudhu, bisa dengan bertayamum dan jika tidak bisa tayamum sendiri maka ditayamumi. Bagaimana kondisi tubuhnya penuh dengan najis? Bersihkan. Karena ada orang-orang ketika masuk Rumah Sakit dalam waktu sepekan, dua pekan tidak melaksanakan shalat.
Keluarganya tidak memperdulikan shalatnya dia. Sebagian mengatakan jika sudah sembuh akan shalat padahal siapa yang menjamin saat engkau keluar dari Rumah Sakit dalam keadaan sehat? Berapa banyak orang yang keluar dari Rumah Sakit sudah menjadi mayat? Bila menurut pendapat Ulama mengatakan kafir, dalam mazhab Hambali ketika meninggal tidak perlu dishalati. Saat hidup tidak mau shalat tidak perlu kita menshalatinya ketika dia meninggal. Jangan dikuburkan di kuburan orang-orang Islam, buat kejurang untuknya. Hal shalat ini tidak bisa kita main-main/ sepele.
Maka siapa yang pernah meninggalkan shalat segeralah bertaubat. Yang telah memiliki keluarga belum shalat tapi merasa jadi orang baik. Meskipun orang tersebut jujur tetapi jika tidak shalat maka dia tidak jujur kepada Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ yang dijamin masuk surga, beliau dalam sehari shalat yang wajib 17 raka’at ditambah shalat malam beliau 11 raka’at, dan ditambah lagi 12 raka’at shalat rawatib beliau. Lalu kita yang banyak dosa meremehkan urusan shalat ini?
Pelajari yang sudah shalat apakah shalatnya sudah benar atau belum? Jangan sampai kita capek, lelah shalat namun akhirnya tidak di terima. Kata Rasul ﷺ, “ada orang yang shalat selama 60 tahun, satupun shalatnya tidak ada yang diterima”, karena shalatnya asal-asalan, rukuknya sempurna namun sujudnya tidak sempurna dan sebaliknya. Hanya beranggapan yang penting melaksanakan shalat, tidak demikian. Di surah Al-Ma’un Allah mengatakan,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Artinya:
“Celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al-Ma’un: 4 -5)
Apalagi orang yang tidak shalat karena ada orang yang shalat tapi dia riya, dia tidak peduli dengan waktunya, tidak peduli dengan rukun dan syaratnya. Allah mengatakan, “Jagalah shalat-shalat kalian khususnya shalat yang pertengahan yaitu shalat Ashar dan berdirilah beribadah dalam kondisi tunduk penuh kekhusukkan kepada Allah ﷻ”.
Sebagian Ulama mengatakan bulan Rajab merupakan bulan untuk bercocok tanam, bulan Sya’ban merupakan bulan untuk menyirami tanaman kita, bulan Ramadhan merupakan bulan untuk memanen dan menuai apa yang telah kita tanam. Sebagian manusia bahkan banyak orang Islam yang baru mulai menanam, baru mulai menyirami di bulan Ramadhan sehingga buah yang dia petik pahit tidak karuan, belum waktunya dipanen sudah dipanennya.
Maka manfaatkan bulan Rajab untuk menanam karena merupakan bulan haram yang dimuliakan oleh Allah ﷻ, tinggalkan dosa-dosa kita. Allah membuka pintu taubatnya untuk kita. Yang masih telat Juma’atan, mau sampai kapan telat Jum’atan? Bacalah Al-Qur’an, ada surah Jumuah. Saat kita mau masuk perusahaan, kita tahu dengan aturan. Sebagian orang MasyaAllah sebelum masuk jam kerja sudah ada di tempat kerjanya. Setiap hari dia melakukan hal itu, berapa dia di gaji? Kenapa ketika panggilan Allah ﷻ yang laki-laki dipanggil 5 kali dalam sehari tidak peduli untuk datang ke rumah Allah? Rumahnya berdampingan dengan rumah Allah ﷻ, Jum’atan terlambat, apa yang kita cari dalam kehidupan ini?
Yang kita makan jadi kotoran, yang kita amalkan itu yang akan menjadi pahala untuk diri kita. Cobalah kita menjadi muslim yang baik. Lihat yang sudah berumur perlu untuk mengkoreksi dirinya, sudahkah dia memberikan hak-hak Allah ﷻ. Di tempat kerja subhanallah, dia kerja selama 8 jam tidak merasa Lelah selama puluhan tahun hingga pensiun. Apa pantas ke rumah Allah apalagi hari Jum’at, yang Allah mengatakan secara khusus:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلاَةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS al-Jumuah: 9).
Maka jadikanlah hari-hari kita penuh dengan amal kebajikan. Jangan takut dengan urusan dunia, Allah jamin. Rasulullah ﷺ, “Barang siapa yang menjadikan akhirat itu sebagai ambisinya, Allah akan jadikan untuknya kekayaan di dadanya, urusannya di sederhanakan oleh Allah, dunia akan dikirimkan untuk dia/ dipaksa untuk datang kepada dirinya”. Laksanakan hak Allah ﷻ, ingat meninggalkan shalat itu dosa yang lebih besar daripada zina, daripada mencuri, daripada jadi begal, daripada narkoba, dan jangan dianggap remeh.
Allah memerintahkan kepada kita untuk bershalawat kepada Nabi ﷺ, Allah mengatakan,
إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا
Artinya:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman!” (QS. Al-Ahzab: 56)
Sumber: Ustadz Syafiq Riza Basalamah