Pertanyaan:
Apakah hutang manusia di dunia menghambat untuknya ke surga kalau belum sempat di bayar?
Jawab:
Tentu hal ini akan di hisab di timbangan, hutang-hutangnya nanti akan dibayar dengan pahalanya jadi seperti itu. Wallahu’alam
Masalah dia dihambat masuk surga tentu saja dilihat nanti kalau setelah hutang itu dibayar lalu amal baiknya jadi berkurang maka masuk ke neraka terlebih dahulu. Makanya semua hutang-hutang itu harus diselesaikan dulu teman-teman dan ingat jangan buka pintu hutang. Teman-teman sekalian kita sekarang ini dililit dengan hutang secara sengaja, dibuat program hutang seperti hutang rumah, hutang motor, hutang mobil, hutang HP, hutang semua dan ini tidak boleh teman-teman sekalian.
Kita tidak boleh di dalam Islam membuka pintu hutang kecuali ada udzurnya karena hutang itu bagian dari pelanggaran kalau orang yang punya kemampuan. Ada orang Subhanallah mampu, kaya raya tetapi semua dicicil sama dia. Kenapa harus dicicil ini semua teman-teman sekalian? Tidak boleh membuka pintu hutang karena berbahaya sekali. Kata Nabi ﷺ, “orang yang mati syahid pun diampuni semua dosanya kecuali hutangnya”, dalam hadist yang lain dikatakan, “ruh seorang mukmin bergantung antara langit dan bumi selama hutangnya masih belum dibayar”. Berat hutang itu teman-teman sekalian.
Lalu apa kira-kira sebabnya hutang? Ternyata hutang itu kebanyakan teman-teman sekalian disebabkan karena 2 hal yaitu orang ini malas kerja atau yang kedua mau melampaui kapasitasnya. Kalau belum saatnya kita punya rumah sendiri maka sewa/ kontrak tidak masalah, hal ini bukan merupakan aib. Tetapi kebanyakan dari kita memaksakan diri dengan membelinya melalui KPR karena berpikir ada gaji setiap bulan yang dapat membayar cicilannya. Kalau ternyata sebelum hutang tersebut habis kita meninggal dunia atau saat pembayaran terlambat dikenakan bunga jadi riba, terbuka dosa-dosa jadi tidak halal nanti semuanya akan bermasalah.
Untuk apa kita memaksakan diri teman-teman, melampaui kapasitas itu tidak boleh sebenarnya, jangan dipaksakan. Kita mampunya naik sepeda maka naik sepeda teman-teman, kalau naik motor mampunya naik motor, apa yang kita inginkan berdoa kepada Allah lalu berusaha/ ikhtiar untuk memperolehnya menabung kalau sudah mampu membeli cash baru kemudian dibeli, aman. Sekalian mengingatkan untuk teman-teman yang sedang sibuk dengan credit card berhentikan teman-teman sekalian, meskipun katanya 0% pada saat kita telat membayar tetap akan dikenai charge/ bunga keterlambatan yang mungkin nominalnya kecil namun harus kita ingat 1 dirham riba lebih berat dari 36 kali berzina. Tutup ini semua teman-teman karena ini membuka pintu hutang dan hutang tidak boleh.
Sampai kata Nabi ﷺ, “orang yang menunda pembayaran hutang dan dia mampu, kedzaliman/ dosa besar”. Sabar mencari uang cash ketika sudah mampu baru membeli apa yang diinginkan teman-teman. Ini penting, kita hanya boleh membuka pintu hutang kalau darurat sekali, ulama memberikan contoh-contoh seperti misalnya tidak bisa makan kecuali harus hutang atau misalnya dia hendak membuat suatu amal ibadah shalih dimana dia tahu sanggup/ mampu bayar lalu dia berhutang untuk aqikah anaknya atau orang mau idul adha berkurban, dia tahu akhir bulan dia akan terima gaji saat ini tanggal 13 lebaran idul adha jadi meminjam uang teman dulu lalu akhir bulan dibayar maka hal ini tidak ada masalah.
Tapi kalau orang yang tidak jelas, sampai kata Nabi ﷺ, “siapa yang sengaja hutang dan dia niat dari awal tidak mau membayar maka Allah persulit dia membayarnya, dan siapa yang hutang dari awal dia niat membayarnya maka Allah mudahkan dia membayarnya”. Termasuk teman-teman akhwat berhenti arisan, arisan itu membuka pintu hutang. Yang pertama memperoleh arisan mengkhayal beli barang padahal uangnya orang lain yang digunakan maka ini hutang dan orang yang terakhir dapat arisan itu gharar karena dia selalu berharap dapat tapi tidak dapat-dapat/ namanya tidak keluar lalu terakhir baru dapat dia jadi dia seperti membiayai semua orang dulu, ada orang yang tidak melihat hukum syar’inya itu bahaya.
Jelasnya ketika kita meninggal namun arisan belum selesai/ masih ada beberapa nomer yang tersisa maka yang membayarkan adalah ahli waris dengan kata lain ini merupakan hutang. Lalu pertanyaan selanjutnya kalau ternyata ahli warisnya tidak memiliki uang untuk membayar hutang tersebut bagaimana, ini akan menjadi hutang yang bergantung. Atau ada orang yang lari setelah memperoleh arisan berbuat dzalim dengan yang lainnya akan menjadi masalah. Maka kalau mau kumpul silahkan kumpul pengajian tanpa adanya arisan.
Dunia hanya sebentar teman-teman, kata Nabi ﷺ, “perumpamaan saya dengan dunia seperti musafir yang sedang mampir di bawah pohon”, hilangkan penatnya lalu kemudian pergi. Kata Syeikh Huzaimin Rahimahullah kalimat yang mulia, “seseorang mukmin harus menjadikan dunia ini seperti kamar mandi”, dia datang selesaikan hajatnya kemudian pergi. Dunia hanya begitu saja maksudnya disini tidak perlu kita berlebih-lebihan, hajat penting diselesaikan kemudian sudah. Jangan lampaui kapasitas kita jadi ini merupakan saran tapi kalau teman-teman ada diantara yang lain memberikan solusi Alhamdulillah.
Lebih baik berada di zona yang aman, ibadah yang ada perintahnya, jangan membuka masalah dengan orang lain, jangan membuka pintu hutang, jangan gantung sesuatu, jelas semua. Prinsip kita semuanya harus jelas, halal dibolehkan nikmati, yang haram tinggalkan. Nikmati yang mampu, ada dan halal saja. Alhamdulillah
Sumber: Ustadz Khalid Basalamah