JUJUR DAN PROFESSIONAL (PART II)

cook sprinkling flour on dough for pastry

Tentang professionalisme, setiap Muslim dianjurkan agar semangat bekerja, mengejar prestasi-prestasi terbaik. Islam tidak pernah melarang anda untuk itu. Islam tidak pernah membatasi jenjang Pendidikan seseorang, mau menjadi orang yang paling kaya mengumpulkan harta (tinggal jangan lupa zakatnya setahun sekali dikeluarkan 2,5%, sedekahnya, berbagi kepada orang lain). Islam menyuruh anda justru menjadi seorang pedagang yang paling sukses, guru yang paling sukses, atasan yang paling baik, bawahan yang paling baik, teman yang paling baik, pasangan hidup yang paling baik, disuruh professionalism dalam melakukan semua hal. Dan Islam memotivasi kita untuk itu dalam surah Al-‘Araf(7) ayat 32:

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِيْنَةَ اللّٰهِ الَّتِيْٓ اَخْرَجَ لِعِبَادِهٖ وَالطَّيِّبٰتِ مِنَ الرِّزْقِۗ قُلْ هِيَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَّوْمَ الْقِيٰمَةِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Artinya:

Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah disediakan untuk hamba-hamba-Nya dan rezeki yang baik-baik? Katakanlah, “Semua itu untuk orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, dan khusus (untuk mereka saja) pada hari Kiamat.” Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk orang-orang yang mengetahui.

Untuk orang beriman mereka boleh menikmati dengan memakan makanan yang terbaik, minum minuman yang terbaik, pakai baju yang terbaik, kendaraan yang terbaik, rumah yang terbaik, semua yang terbaik dengan syarat halal silahkan untuk dinikmati. Lakukan dengan professional maka anda akan mendapatkan hasilnya dengan professional tersebut. Kualitas yang dijaga akan mendatangkan kuantitas dan di akhirat mereka akan mendapatkan dengan professionalismenya di dunia yaitu luar biasa derajat yang tinggi di surga.

Kata Nabi ﷺ, “Tidak ada sesuatu yang paling baik (yang paling membahagiakan, yang paling membanggakan) bagi seseorang daripada dia makan dari hasil tangannya”. Dia menguasai bidang lalu dia menunjukkan prestasi itu lalu dia dapat hasil dari situ dan ketahuilah Nabi Allah, Daud makan dari hasil kerja tangannya (dia kuasai bidangnya kemudian dia makan dari situ). Nabi ﷺ menyuruh kita untuk bekerja dengan menguasai bidang walaupun bidang itu menurut orang lain kecil. Islam menyuruh anda menjadi orang yang rapi.

Hadist riwayat Ath-Thabrani, “Allah sangat suka dengan seorang hamba yang menguasai pekerjaannya”. Pelajarilah agar menjadi professional, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk belajar jika kita mau. Kata Nabi ﷺ dalam hadist Bukhari, “Seseorang diantara kalian mengambil potongan-potongan tali lalu dia naik ke gunung lalu dia mendatangkan potongan-potongan kayu bakar kemudian dia jual lalu dia hidup dari hasil penjualan itu lebih baik daripada dia mengemis kepada orang-orang baik diberikan ataupun tidak diberikan”. Bagaimana Islam menyuruh seseorang untuk begerak dan bekerja dengan menguasai bidangmu, jangan engaku hanya tahu mengemis dengan meminta-minta kepada orang lain.

Jika kita tidak tahu dari sesuatu hal maka berkata jujurlah lalu belajar agar kita bisa tahu. Umar bin Khatab Radiyallahu’anhu berkata, “Belajarlah keterampilan-keterampilan kalau hari ini kau tidak tahu dengan belajar maka kau akan tahu karena bisa saja dia akan butuh keterampilan itu suatu waktu”. Tidak ada keterampilan yang kita tidak bisa dengan belajar atau kursus bahkan sekarang belajar dengan otodidak saja bisa. Pepatah bahasa arab mengatakan, “Bergerak, ayo produktif karena di pergerakan itu ada berkah”. Allah akan mudahkan yang terpenting orang sudah memulainya dahulu, jangan vakum dengan mengurung diri kita di bingkai yang kita buat sendiri.

Qais bin Ashim (seorang kaum salaf dahulu) pada saat mau wafat mewasiatkan anak-anaknya, “Kalian harus mencari harta, mencari jabatan, mencari pekerjaan, dan menguasainya akan membawa pada kedudukan, penghasilan yang baik dan akan menjauhkan dari kehinaan, keterpurukan, kegagalan. Jangan hanya tahu mengemis karena dia hanya bisa menjadi akhir pendapatan seseorang”. Betul-betul masuk di bidang tersebut, anda buka restoran, anda buka toko, anda buka jasa maka kuasai itu hingga professional karena dia akan membawa pada penghasilan, kedudukan yang baik. Orang akan datang ke kantor anda karena anda professional, rapi, bersih, karena professional terlihat dari rapinya seseorang yang manajemennnya bagus.

Kalau sudah benar-benar bangkrut, banjir, longsor, kebakaran, kehilangan semuanya barulah meminta. Jika tidak demikian maka bergeraklah. Apa yang menghalangi anda menjadi orang yang paling berprestasi? Kalau ada orang yang berhasil dalam sebuah bidang tanyakan pada diri kita apa bedanya kita dengan dirinya? Walaupun background kita bukan dari bisnis tetapi kita bisa membuka usaha yang maju dengan manajemen yang baik. Kita tidak perlu merasa malu untuk belajar dari seorang yang ahli di bidang yang kita butuhkan untuk mempelajarinya. Kita menjadi tahu dan menguasainya karena tidak ada perbadaan antara kita dengan mereka yang ahli di bidangnya masing-masing.

Kita sama-sama diberikan Allah waktu 24 jam dan kesempurnaan panca indera maka jadikan hal ini sebagai bahan cambukan untuk kita bergerak maju. Jadilah bintang dalam hidup anda sendiri dan hanya anda yang bisa melakukan itu. Said bin Al-Musayyib Rahimahullah seorang tabi’in berkata, “Tidak ada penilaian positif bagi orang yang tidak mencari harta. Dia bisa membayar hutang-hutangnya, dia memuliakan nama baiknya, dia penuhi kebutuhannya dan kalau dia mati maka dia tinggalkan warisan, mulia keturunannya”. Tetapi dengan cara yang halal daripada mengemis, menganggur, terhina. Kenapa tidak bekerja mencari harta? Bergerak, bekerja dengan professional karena tidak bisa kita memiliki hal-hal yang kita inginkan kalau tidak berprestasi.

Kita tidak mungkin berprestasi dalam suatu bidang kalau kita tidak professional, tahap demi tahap lalui maka anda akan menguasainya. Segala sesuatu sesuai dengan niatnya, Umar bin Khatab Radhiyallahu’anhu berkata, “Mencari pendapatan dalam kondisi sulit jauh lebih baik selama dia menguasai bidang itu dan halal daripada dia mengemis”. Seperti orang yang tidak punya prestasi dalam hidup, ada orang dari muda sampai tua hanya itu saja pekerjaannya seperti nongkrong di pinggir jalan, minta-minta sama orang, terhina. Kenapa? Apa yang membuat anda seperti itu? Ada juga orang bekerja di suatu instansi yang pasrah dengan keadaan dengan menerima apa adanya saja tanpa berusaha meningkatkan produktifitasnya. Berdo’a kepada Allah سبحانه وتعالی mencoba berusaha.

Lukman Al-Hakim yang disebutkan namanya dalam surah Lukman pernah menasehati anaknya, dia mengatakan, “Wahai anakku, cari pendapatan halal, prestasi-prestasi yang baik yang penting halal”. Jabatan, harta, cari semuanya yang terbaik yang penting tidak mubadzir dan bukan haram. Misalnya kita masuk ke suatu supermarket menemukan anggur yang kualitas A harganya Rp. 200.000/ Kg, yang kualitas B harganya Rp. 150.000/ Kg, dan yang kualitas C harganya Rp. 100.000/ Kg ketika kita membeli yang kualitas A dengan harga termahal yang kualitas terbaik maka kita tidak berdosa selama kita mampu. Kita cari yang terbaik sesuai dengan ajaran agama Islam. Bukankah Islam menyuruh kita makan yang halal dan thoyyib? Halal yaitu yang dibolehkan dalam agama dan thoyyib yaitu berkualitas.

Anda memiliki kemampuan membeli mobil dengan pilihan mobil A dengan mobil B, mobil A harganya lebih mahal tetapi kualitasnya memang lebih bagus dari dari mobil B lalu anda membeli mobil A maka tidak ada yang haram selama pendapatan anda sumbernya halal dan tidak mubadzir. Jangan juga jika kita hanya berdua dengan istri tetapi memiliki 10 mobil, untuk apa? Hal itu mubadzir, tidak boleh. Kata Allah, “Orang mubadzir adalah saudaranya syaitan”. Maka Lukman Al-Hakim memberikan nasehat yang luar biasa, “Cari prestasi-prestasi pendapatan halal. Tidak ada orang yang meninggalkan itu kecuali akan ditimpa selalu dari 3 keburukan yaitu agamaanya lemah, akalnya lemah, atau tercoreng kehormatannya dan ada yang lebih berat daripada ketiga hal tersebut, manusia meninggalkannya”. Kalau orang susah, miskin, bodoh, tidak mau maju, tidak mau menguasai bidang-bidang dengan belajar maka akan lemah agamanya. Bisa dibeli agamanya misalnya gara-gara pekerjaan jadi membuka jilbab, karena tidak ada pekerjaan yang lain jadi tidak shalat jum’at sesuai dengan aturan perusahaan yang tidak mengizinkan karyawannya.

Kalau seseorang menguasai suatu bidang maka jika ada peraturan suatu perusahaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam akan dengan mudah untuk meninggalkan perusahaan tersebut dan mencari pekerjaan di tempat lain. Orang yang pemalas, tidak mau menguasai keterampilan-keterampilan atau bidang-bidang maka tidak ada idenya. Tahukah anda kapan bisa memiliki ide yang brilliant? Kalau anda sering menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan. Ada disini masalah lalu anda pecahkan maka disini anda mendapatkan ide, keluar ide karena terlatih jadi terbiasa. Itu merupakan hikmah daripada cobaan-cobaan yang ada agar anda belajar dari kehidupan. Anda menjadi lebih berprestasi sedangkan kalau anda jadi pengangguran, males maka lemah akalnya. Orang-orang yang biasa nongkrong dipinggir jalan menganggur itu lemah akalnya, tidak bisa punya ide.

Meskipun seseorang tampan, cantik tetapi jika orang tahu tidak berpendidikan maka orang tiba-tiba akan menganggap remeh. Berbeda dengan orang yang mungkin paras wajahnya biasa, fisiknya biasa tetapi seorang Doktor, Professor maka akan berbeda orang melihatnya. Baginda Nabi ﷺ dalam sebuah hadist yang shahih di dalam riwayat Imam Ahmad, beliau mengatakan, “Berlindunglah kalian kepada Allah dari kefakiran, kekurangan dan kehinaan”. Begitu juga Nabi ﷺ dalam hadist Abu Daud dan An-Nasa’i, beliau berdo’a, “Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari kelaparan”. Juga beliau mengatakan dalam do’anya, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jangan sampai aku ini menjadi orang yang vakum, orang yang malas, orang yang pengecut dan pelit dan terlilit dengan hutang dan dikuasai oleh orang-orang”.

Umar bin Khatab Radhiyallahu’anhu berkata, “Kadang-kadang saya bertemu dengan orang, saya kagum melihat wajahnya (tampan, penampilannya dan bajunya bagus) tetapi pada saat saya tanya apa profesinya, orang bilang pengangguran, jatuh di mataku”. Dan dikatakan beliau pernah melihat ada orang-orang lagi duduk-duduk di masjid habis shalat jum’at karena tidak ada pekerjaannya maka kata Umar bin Khatab, “Kenapa kalian duduk-duduk disini?” lalu mereka menjawab, “Kami orang-orang yang bertawakkal kepada Allah jika datang rezeki ya datang tetapi kalau tidak ya sudah kami berdiam diri saja di masjid”. Maka Umar bin Khatab marah, “Jangan pernah kalian duduk, vakum untuk mencari rezeki, ayo keluar bekerja”. Lalu dia mengatakan, “Ya Allah, berikan aku rezeki”, sementara dia tahu bahwa langit tidak akan pernah menurunkan hujan emas dan perak.

Sumber: Ustadz Khalid Basalamah

0

You might also like

No Comments

Leave a Reply