KEUTAMAAN MEMAAFKAN KARENA ALLAH

Tentu pernah juga Ustadz Khalid Basalamah titik beratkan kepada bapak-ibu sekalian kalau seandainya kita memaafkan orang lain, ada dua keadaan kalau kita memaafkan dia hanya antara kita sama Allah begitu orang buat dzalim kepada kita berdo’a, “ya Allah antara aku dengan Engkau, aku maafkan dia”. Untuk mengejar keutamaan memaafkan, kita dapat pahala tetapi dia, selama kita belum mengucapkan di depan dia maka berarti dia punya hukum ,dia sendiri harus meminta maaf. Selama dia belum minta maaf berarti belum dimaafkan karena itu baru antara kita sama Allah SWT untuk mengejar keutamaan memaafkan orang. Tapi kalau kita datang di depan dia mengatakan, “saya sudah maafkan kamu”, maka berarti dia sudah lepas dari konsekuensi hukum, kita juga dapat keutamaan. Jadi kalau ada orang yang mengatakan misal dia sudah fitnah saya Ustadz, sudah ghibah saya dan segala macam, haruskah semudah itu saya memaafkannya. Bahasa Ustadz sederhana kalau anda hanya mengucapkan maaf anda sama Allah maka berarti kita mendapatkan keutamaannya tetapi dia tetap dalam ancaman hukuman karena konsekuensinya dia harus minta maaf kepada kita agar dia dapat selamat dari hukuman Allah SWT.

Disini seorang teman ingin berbagi pengalaman mengenai hal tersebut. Sebelumnya seorang teman itu pernah dighibahi oleh temannya yang mungkin dia tidak sengaja melakukannya atau ada kesalahpahaman diantara mereka. Awalnya teman tersebut berdiskusi mengenai program kerja kemudian karena ada suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk membantu teman-teman yang lainnya sehingga pamit untuk tidak dapat melanjutkan pembicaraan. Karena hal tesebut orang tersebut mungkin merasa tersinggung dan membahas permasalahan ini kepada teman yang lainnya tanpa sepengetahuannya. Disini alangkah lebih baiknya jikalau dia langsung menegur atau menasihati teman tersebut daripada harus membicarakan perihalnya kepada orang lain. Lalu tidak lama kemudian teman yang menerima pembahasan perihal orang itu dari dia menyampaikan kepadanya hampir seluruh isi pembicaraannya dengan maksud menasihatinya namun ternyata yang disampaikan tersebut berbeda dengan keadaan yang sebenarnya sehingga dia pun berdoa dalam hati, “ya Allah antara aku dengan Engkau, aku memaafkan dia”. Teman tersebut mencoba menjelaskan keadaan yang sebenarnya kepada orang yang menyampaikan hal tersebut namun diapun tidak mempercayainya. Dari hal tersebut hanya bisa ikhlas dan pasrahkan segalanya kepada Allah SWT dalam menyelesaikan permasalahan ini.

Sehari setelah menerima nasihat tersebut, orang itu berfikir untuk coba meluruskan kepada dia atas kesalapahaman diantara mereka karena teman tersebut ingin dia dapat selamat dari hukuman Allah SWT. Dan Alhamdulillah segala kesalahpahaman dapat diselesaikan dengan baik. Akhirnya Allah menunjukkan kuasa-Nya sehingga kebenaran yang hakiki terungkap, mereka pun saling menginstrospeksi diri masing-masing setelah melalui ujian hidup ini. Jadi sebaiknya teman-teman jika ada masalah dengan seseorang maka sampaikanlah langsung kepada orang yang bersangkutan dengan baik dan sopan untuk memperoleh solusi terbaik diantara kalian. Kalau kita membicarakan kepada orang lain yang tidak mengetahui permasalahan diantara kalian justru hanya akan menyebabkan masalah semakin besar tanpa penyelesaian dan hanya menambah dosa kita karena telah mengghibahi saudara sesama muslim. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman tersebut untuk kehidupan kita kedepannya menjadi lebih baik dan bermakna. Semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa kita. Aamiin

Sumber: Ustadz Khalid Basalamah

Photo by krakenimages on Unsplash