Ulama berkata bahwa manfaat besar yang pertama atau paling utama dengan mengingat kematian dapat mencegah dari kemaksiatan. Jadi kalau kita berusaha sering mengingat mati, ziarah kubur, membaca fadhilah-fadhilahnya dapat mengingatkan kita kepada kematian dan kehidupan abadi di akhirat sehingga dunia kita lalui dan bukan dijadikan target. Semua hal tersebut kita lakukan untuk mencapai yang terbaik di akhirat kelak.
Yang kedua melunakkan hati yang keras, maksudnya hati yang keras ini adalah hati yang malas atau bahkan tidak pernah berdzikir dalam sehari. Ada orang subhanallah dalam keseharian lewat tidak pernah berdzikir lisannya mengatakan, سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله، وَاللهُ أَكْبَرُ atau لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ atau bahkan أستغفر الله. Atau membaca 1 ayat dalam sehari karena ada juga orang berhari-hari berlalu tanpa membaca ayat suci Al-Qur’an, dari bangun tidur sampai tidur lagi semua urusannya dunia. Hal tersebut dapat mengeraskan hati.
Kemudian yang ketiga menghilangkan rasa bangga terhadap dunia, biasanya kalau orang jauh dari dzikirullah hatinya akan keras maka tentu dia akan berbangga-bangga. Harta yang dia miliki saat ini selalu merasa miliknya bukan berpikir bahwa semua hanyalah titipan dari Allah سبحانه وتعالی, sebagai contoh mengatakan, “rumahku, mobilku, penghasilanku”. Ketika kita mati maka “ku” yang dinisbatkan kepada harta yang dititipkan Allah سبحانه وتعالی kepada kita akan hilang yang tertinggal bendanya saja. Maka cobalah menghindari kata-kata tersebut akan jauh lebih baik.
Yang terakhir dengan mengingat kematian dapat meringankan rasa derita dalam musibah-musibah di dunia. Kalau orang lagi sakit, ada cobaan, tanamkan dalam mindset kita bahwa ini semua hanyalah dunia akan kita lalui segera maka jadi ringan semuanya.
Sumber: Ustadz Khalid Basalamah