brass pocket watches

MANFAATKAN WAKTUMU SEBAIK MUNGKIN

Orang-orang yang tidak suka bermusyawarah adalah orang yang menyia-nyiakan waktu. Kalau Umar bin Khatab mengatakan ada 3 karakter lelaki, dimana karakter tersebut ada yakni yang pertama pria yang diberikan kepadanya suatu urusan lalu urusan itu ia luruskan dengan pendapatnya sendiri, yang kedua ada juga pria yang memusyawarahkan perkara yang tidak jelas lalu ia memutuskan urusan itu sesuai dengan anjuran dan saran ahli ilmu selanjutnya yang ketiga ada pria yang memang bingung atau lagi rusak pemikirannya yakni orang yang tidak bermusyawarah dan tidak patuh kepada orang yang memberikan nasihat. Iya memang benar seorang pria itu adalah pemimpin dan pemimpin itu harus tegas tetapi bukan berarti menelantarkan kesempatan untuk melakukan apa yang Allah perintahkan.

Allah سبحانه وتعالی berkata “bermusyawarahlah kalian dengan mereka”. Jangan jadi orang yang merasa mampu memutuskan segala sesuatu sendiri. Kita makhluk yang bernama manusia membutuhkan manusia lainnya. Sebagai contoh penyia-nyiaan waktu ketika disampaikan hadist dari Rasulullah ﷺ dalam kitab Al-Mustardhaq Al-Hakim meriwayatkan hadist ini, “coba berkaitan dengan waktu yang kamu punya, kamu jaga waktu yang 5 sebelum datang waktu yang 5”. Yang pertama waktu mudamu sebelum datang waktu/ masa tuamu. Jadi kita ini tidak muda terus, ada saatnya kita tua makanya jangan suka menjadi orang yang merasa tidak tua-tua. Hidup harus mandiri tetapi bukan tidak bermusyawarah karena kita sebagai makhluk sosial membutuhkan orang, kita tidak bisa melakukan semuanya sendiri.

Kalau anak muda biasanyakan merasa kuat, merasa mampu menyelesaikan semua sendiri, hal tersebut jangan dibiasakan. Silahkan manfaatkan waktu mudamu tetapi ingat yang kita lakukan ini persiapan untuk berjumpa dengan usia tua kalau Allah panjangkan umur kita. Tapi yang namanya usia kita tidak ada yang tahu, hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Orang menganggap umurnya panjang, tidak mati-mati, menyesal nanti karena ada saatnya kita tua renta.

Kemudian yang kedua waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Orang itu ada yang sehat dan sakit kalau memang kita sedang sakit tawakal kepada Allah karena kata Rasulullah ﷺ, “setiap penyakit pasti ada obatnya”. Kita harus yakin bahwa yang menyembuhkan itu adalah Allah maka saat kondisi pandemic seperti ini, mari kita dekatkan diri kita kepada Allah سبحانه وتعالی. Jangan pernah menganggap bahwa kita bisa sembuh sendiri tanpa karunia dari Allah. Kita tahu bahwa Allah Maha penyembuh maka kita minta kepada Allah makanya penting sekali lagi kondisi pandemic seperti ini jangan menjauh dari Allah.

Lalu kalau sudah sehat diberikan Allah jangan disia-siakan karena manusia ini kata Rasulullah ﷺ, “ada 2 nikmat yang orang butuh tetapi kalau sudah punya disia-siakan yaitu waktu sehat dan waktu kosong”. Siapa yang tidak ingin sehat? Setiap janjian sama orang alasannya sakit dan menjanjikan kalau sudah sehat bertemunya namun saat sudah sehat biasanya sudah lain lagi ceritanya, nanti saat ada waktu kosong dan saat ada waktu kosong akan lain lagi ceritanya. Maka Allah mengatakan, “kalau punya waktu kosong isi”, Ibnu Zauji dalam kitabnya merasa heran sama orang-orang dimasa-masa dia dulu yang menghabiskan malam dengan canda, tawa, ngobrol yang tidak ada manfaatnya kemudian menghabiskan siang dengan ngomong-ngomong di pasar yang tidak ada manfaatnya padahal dia butuh berbekal untuk berjumpa dengan Allah. Ya Allah sungguh rugi, rugi, rugi.

Sekarang kamu sehat maka kerjakan yang kamu sanggup, jangan nunggu sakit dulu baru menghayal sehat untuk bertaubat. Walaupun memang sehat itu adalah mahkota diatas kepala orang yang menjenguk orang sakit. Orang sakit semuanya menghayal sehat, kalau sudah sehat lalu mau mengerjakan apa? Seperti saat awal-awal pandemic di lockdown semua, hendak ke masjid susah sehingga pada rindu ingin ke masjid.

Yang ketiga waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu. Orang ada saatnya menjadi mampu untuk bersedekah, membeli apa saja yang diinginkan tanpa berhutang, tanpa menyusahkan orang hanya saja tetap ada masanya. Kita hanyalah rantai kehidupan orang lain yang terkadang kita memberi dan kadang kita diberi. Tapi jangan pernah menghayal diberi melainkan menghayal kita memberi karena ‘tangan yang diatas lebih baik dari tangan yang dibawah’, punya prinsip seperti itu. Harga diri manusia itu ketika tidak bersandar kepada manusia.

Yang keempat waktu kosongmu sebelum datang waktu sibukmu. Saat ini kita sedang pandemic sehingga banyak memiliki waktu kosong, bisa kita bayangkan bersama jika tidak mengatur jadwal untuk mengisi waktu kosong selama berada di rumah atau masa PSBB dengan bijaksana jangan-jangan waktu kita habis sia-sia hanya untuk melihat media sosial yang tidak ada faedahnya. Kita bisa mengisinya dengan membaca Al-Qur’an, membaca buku, jika besok meninggal kita tidak membawa uang gaji melainkan membawa amal shalih atau amal perbuatan kita.

Maka Ibnu Zauji heran sekali dengan orang yang  menyibukkan diri dengan hal yang tidak penting sebenarnya. Sementara kita tahu bahwa Allah saja bersumpah demi waktu, Allah mengatakan dalam QS. Al-Fajr:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  • وَالۡفَجۡرِۙ

1. Demi fajar,

  • وَلَيَالٍ عَشۡرٍۙ

2. demi malam yang sepuluh

  • وَّالشَّفۡعِ وَالۡوَتۡرِۙ‏

3. demi yang genap dan yang ganjil,

  • وَالَّيۡلِ اِذَا يَسۡرِ‌ۚ

4. demi malam apabila berlalu.

  • هَلۡ فِىۡ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِىۡ حِجۡرٍؕ

5. Adakah pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) bagi orang-orang yang berakal?

  • اَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍ

6. Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad?

  • اِرَمَ ذَاتِ الۡعِمَادِ

7. (yaitu) penduduk Iram (ibukota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,

  • الَّتِىۡ لَمۡ يُخۡلَقۡ مِثۡلُهَا فِى الۡبِلَادِ

8. yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain,

  • وَثَمُوۡدَ الَّذِيۡنَ جَابُوا الصَّخۡرَ بِالۡوَادِ

9. dan (terhadap) kaum ¤amud yang memotong batu-batu besar di lembah,

  • وَفِرۡعَوۡنَ ذِى الۡاَوۡتَادِ

10. dan (terhadap) Fir‘aun yang mempunyai pasak-pasak (bangunan yang besar),

  • الَّذِيۡنَ طَغَوۡا فِى الۡبِلَادِ

11. yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,

  • فَاَكۡثَرُوۡا فِيۡهَا الۡفَسَادَ

12. lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negeri itu,

  • فَصَبَّ عَلَيۡهِمۡ رَبُّكَ سَوۡطَ عَذَابٍ

13. karena itu Tuhanmu menimpakan cemeti azab kepada mereka,

  • اِنَّ رَبَّكَ لَبِالۡمِرۡصَادِؕ

14. sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.

  • فَاَمَّا الۡاِنۡسَانُ اِذَا مَا ابۡتَلٰٮهُ رَبُّهٗ فَاَكۡرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗ ۙ فَيَقُوۡلُ رَبِّىۡۤ اَكۡرَمَنِؕ‏

15. Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”

  • وَاَمَّاۤ اِذَا مَا ابۡتَلٰٮهُ فَقَدَرَ عَلَيۡهِ رِزۡقَهٗ فَيَقُوۡلُ رَبِّىۡۤ اَهَانَنِ‌ۚ

16. Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”

  • كَلَّا‌ بَلۡ لَّا تُكۡرِمُوۡنَ الۡيَتِيۡمَۙ

17. Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,

  • وَلَا تَحٰٓضُّوۡنَ عَلٰى طَعَامِ الۡمِسۡكِيۡنِۙ‏

18. dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

  • وَتَاۡكُلُوۡنَ التُّرَاثَ اَكۡلًا لَّـمًّا ۙ‏

19. sedangkan kamu memakan harta warisan dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang haram),

  • وَّتُحِبُّوۡنَ الۡمَالَ حُبًّا جَمًّا ؕ‏

20. dan kamu mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.

Kemudian QS. Ad-Dhuha:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  • وَالضُّحٰىۙ

1. Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah),

  • وَالَّيۡلِ اِذَا سَجٰىۙ

2. dan demi malam apabila telah sunyi,

  • مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىؕ‏

3. Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,

  • وَلَـلۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لَّكَ مِنَ الۡاُوۡلٰىؕ

4. dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan.

  • وَلَسَوۡفَ يُعۡطِيۡكَ رَبُّكَ فَتَرۡضٰىؕ

5. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.

  • اَلَمۡ يَجِدۡكَ يَتِيۡمًا فَاٰوٰى

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),

  • وَوَجَدَكَ ضَآ لًّا فَهَدٰى

7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk,

  • وَوَجَدَكَ عَآٮِٕلًا فَاَغۡنٰىؕ

8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

  • فَاَمَّا الۡيَتِيۡمَ فَلَا تَقۡهَرۡؕ

9. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.

  • وَاَمَّا السَّآٮِٕلَ فَلَا تَنۡهَرۡؕ

10. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya).

  • وَاَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ

11. Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).

Selanjnutnya QS. Al-‘Asr:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

  • وَالۡعَصۡرِۙ

1. Demi masa,

  • اِنَّ الۡاِنۡسَانَ لَفِىۡ خُسۡرٍۙ

2. sungguh, manusia berada dalam kerugian,

  • اِلَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوۡا بِالۡحَقِّ ۙ وَتَوَاصَوۡا بِالصَّبۡرِ

3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.

Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang Allah bersumpah demi waktu sementara kita yang memiliki waktu ini malah tidak memaksimalkan, rugilah kita, demi Allah kita rugi! Mudah-mudahan kita bukan termasuk golongan orang-orang yang merugi.

Kemudian yang terakhir waktu kehidupanmu sebelum datang waktu kematiaanmu. Waktu kita hidup ini merupakan waktu yang mahal, jangan bermain-main dengan kesempatan yang diberikan oleh Allah سبحانه وتعالی. Orang yang sudah meninggal tidak bisa lagi beramal shalih kecuali menikmati 3 hal yang dia punya yaitu sedekahnya waktu hidup, ilmu yang bermanfaat yang sampai kepada masyarakat yang dia dakwai/ ajarkan, dan doa anak yang shalih. Mayit tersebut sudah tidak ngapa-ngapain sementara kita Alhamdulillah masih bisa memanfaatkan masa hidup.

Sumber: Ustadz Subhan Bawazier

https://www.youtube.com/watch?v=XU_BbJhS6BE