Bagaimana mengatur posisi benda-benda dalam rumah? Termasuk pelanggaran dalam rumah tangga yaitu menggantungkan gambar-gambar berbentuk atau tidak berbentuk pada dinding atau meletakkannya pada etalase dan juga memberikan boneka pada anak-anak ini kemungkaran besar yang diremehkan banyak orang. Nabi ﷺ bersabda, “malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing ataupun gambar”.
Masalah menggantungkan gambar-gambar berbentuk ini cenderung pendapat yang paling kuat adalah termasuk di dalamnya patung sudah jelas mutlak dilarang, tidak ada khilaf. Yang kedua, Ulama memasukkan sekarang foto-foto kalau digantung/ dipajang, kalau disimpan dalam album atau HP itu lain tetapi kalau di tempel di dinding maka ada hadist-hadist yang menjelaskan bahwa rumah ini tidak akan dimasuki malaikat.
Kemudian juga boneka yang dipajang juga termasuk di dalamnya seperti patung namun kalau boneka yang dibelikan untuk bermain anak-anak maka masih dibolehkan yang penting bukan untuk dipajang saja. Karena ada riwayat-riwayat lain menjelaskan sewaktu ‘Aisyah menikah dengan Nabi ﷺ dalam hadist shahih dikatakan bahwa ditangannya ‘Aisyah masih ada boneka mainannya karena usianya masih 9 tahun sewaktu Nabi ﷺ bergaul dengan ‘Aisyah. Kemudian juga ‘Aisyah pernah bermain dengan sebuah boneka kayu kesannya kuda namun ada sayap lalu Nabi ﷺ mengatakan, “apakah kamu bermain dengan kuda/ boneka seperti ini?”, maka ‘Aisyah mengatakan ya Rasulullah tidakkah anda tahu kalau Jibril mempunyai sayap? Dan Nabi ﷺ tersenyum artinya dalam bentuk mainan tidak ada masalah tetapi Ulama tetap menganjurkan kalau bisa dihindari, lebih aman dapat kita ganti dengan yang lain seperti buku, pakaian, sepatu, makanan, dll.
Kalau bisa boneka dihindari karena dikhawatirkan saat kita lupa lalu kita pajang di lemari atau dipajang di ranjang bagian kepala anak misalnya maka sudah cukup membuat tidak masuk malaikat. Apalagi kalau kit tidak mengontrol tontonan anak-anak misalnya mereka menonton kartun doraemon kemudian lagi musim kartun ini sehingga dijual spreynya, sarung bantalnya, selimutnya, bonekanya kemudian bapak-ibu membelinya untuk anak-anak. Anak kita ternyata misalnya mengidolakan doraemon juga dan dia nonton di TV bahwa doraemon bisa mengeluarkan apa saja dari perutnya, tinggal anak yang minta ke doraemonnya mungkin kita berpikir itu hanya cerita tetapi berbeda dengan anak-anak mungkin suatu waktu dia ketika tidur di kamarnya sendiri akan ngomong dengan bonekanya dan ini berbahaya secara akidah. Lebih baik jika membelikan sprey anak, cari yang polos atau bergambar abstrak daripada yang karakter.
Mirip juga banyak yang ditokohkan oleh sebagian muslimin karena mengambil dari orang-orang kafir seperti contoh Mickey dan Minnie mouse ini merupakan tokoh yang dijual oleh mereka tetapi kita dalam agama Islam ada hal yang harus kita tahu bahwa tikus itu symbol keburukan. Maka Nabi ﷺ mengatakan, “lima hewan wajib dibunuh di wilayah haram atau diluar haram, di Mekkah dan Madinah atau diluarnya yaitu tikus, ular, anjing buas, burung gagak yang dadanya ada warna putihnya, dan burung rajawali”. Dalam riwayat lain tambahan dari hewan yang wajib dibunuh adalah cecak dan kalajengking.
Ketika kita shalat istikharah kalau mimpi hewan-hewan yang wajib dibunuh berarti kefasikan. Misalnya saat orang mau menikah lalu shalat istikharah kemudian dia bermimpi digigit oleh tikus atau dikelilingi tikus itu berarti tanda keburukan karena tikus digambarkan binatang yang fasik/ perusak. Begitu juga orang yang mimpi hewan-hewan lain seperti cecak, kalajengking, ular, dan yang lainnya. Di Indonesia sendiri ada yang menyebarkan issue kalau mimpi ular berarti mau menikah padahal ini salah tetapi yang benar bahwa ular dalam Al-Qur’an merupakan upaya penyihir Fir’aun melempar tali menjadi ular dan ular hewan yang boleh dibunuh, symbol tidak benar. Maka orang yang terkena sihir lalu dia mulai rukiyah biasanya mimpi ular, kalajengking, cecak.
Dan pernah ada sahabat, beliau menangkap tikus dan beliau tidak tahu akan diapakan ini tikusnya lalu beliau datang kepada Nabi ﷺ mengatakan, “ya Rasulullah, ini hewan saya apakan ini?”. Nabi ﷺ kebetulan sedang duduk di atas seperti tikar yang dipakai shalat, disebelah beliau ada sumbu dibawahnya minyak/ penerang seperti lilin, rupanya sewaktu tikus itu dipegang oleh sahabat lepas kemudian tikus itu menyentuh apinya Nabi tadi dan tumpah minyaknya ke sejadah Nabi terus terbakar, kata Nabi ﷺ, “beginilah syaitan menunggangi hewan ini membakar rumah-rumah kalian”. Jadi tikus itupun dijadikan tunggangan oleh syaitan, sebagian salafusshalih mengatakan, “aku tahu bahwa aku punya dosa kalau aku lihat perubahan sikap dari pasangan hidupku, tungganganku, sampai adanya tikus dalam rumahku”.
Maka jangan kita lahirkan symbol ini menjadi tokoh di anak-anak kita, tidak perlu dibelikan lagi tas atau sprey yang seperti ini. Itu hal yang sangat positif yang harus kita ketahui dan hampir banyak tokoh-tokoh fiktif yang semestinya tidak boleh kita mengidolakan mereka seperti misalnya spiderman, batman, dll. Semua itu hanyalah khayalan, tidak ada tetapi dibuatlah anak-anak kita mengidolakan itu sehingga mengkhayal, kenapa tidak menceritakan tentang nabi-nabi, tentang sahabat yang memang tokoh yang benar, itulah yang benar sebagai contoh.
Kebanyakan boneka-boneka yang kita berikan ini menjadi bermakna seperti misalnya kita membelikan boneka panda maka nanti dia jadi suka dengan panda. Daripada memelihara hewan lebih baik kita memelihara anak yatim dan kata Nabi ﷺ, “sebaik-baiknya rumah adalah yang ada anak yatimnya”. Jadi tidak semua hobby itu harus bisa kita penuhi, hubungkan juga dengan masalah hukum syar’i kita jangan sampai ada hal-hal yang justru melanggar seperti sampai tidak masuknya malaikat. Makanya Umar bin Khatab bukan hanya pada sesuatu seperti itu, pernah ada sahabat megang ditangannya daging maka Umar ingin memberikan Pendidikan kepadanya seperti ini kaidah syar’i nya kemudian Umar bertanya, “kamu darimana?”,
Dijawab, “saya dari pasar”,
Umar kembali bertanya, “lagi apa?”,
Dijawab kembali, “membeli daging”,
Lalu kata Umar, “kenapa kamu membeli daging?”
Dijawab lagi, “karena saya lagi kepingin”,
Kaidah syar’inya disini, berkata Umar, “apakah semua yang kamu inginkan harus kamu beli? Daging halal tapi jangan semua kamu ikuti hawa nafsumu”.
Sampai seperti itulah cara Pendidikannya yang dididikan oleh Umar Radiyallahu’anhu yang tertanam dari baginda Nabi ﷺ. Wallahu’alam
Sumber: Ustadz Khalid Basalamah