Jika berbicara 10 atau 20 tahun yang lalu, melihat atau berinteraksi dengan seseorang dari negara lain yang secara fisik berbeda dengan kita merupakan suatu yang sangat luar biasa. Namun, di zaman seperti sekarang ini, hal tersebut sesuatu hal yang biasa. Hal ini karena berbagai teknologi dalam telepon pintar kita seperti media sosial yang membuat kita mudah berinteraksi dengan berbagai orang sehingga pertemanan lintas negara sangat mudah dilakukan.
Tak jarang juga, banyak warga Indonesia yang menjadikan berbagai orang dari belahan negara lain untuk menjadi pendamping hidup. Namun apakah ini merupakan pilihan yang baik dalam islam?
Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa memilih jodoh yang sepadan sangat penting diketahui bagi muda-mudi sebelum menikah. Ada tolak ukur dalam agama kita dalam memilih jodoh. Kata Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “dan menikahlah kalian dengan akhfa atau sepadan”
Misalnya seorang lelaki berpenghasilan satu juta rupiah, kemudian akan memilih calon istri. Tentunya lelaki tersebut harus mencari istri yang dapat mengelola uang satu juta tersebut. Jangan mencari istri yang biaya kosmetiknya saja sudah satu juta. Hal tersebut tentunya tidak akan membuat tentram pasangan tersebut.
“Dia harus mencari istri yang akhfa atau sepadan yang dapat menerima pendapatan segitu” tegas Ustadz Khalid Basalamah.
Selain itu, dalam hal fisik juga misalnya juga dianjurkan untuk memilih yang sepadan agar tidak ada kesenjangan sosial. Makanya hikmah yang Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sampaikan luar biasa. Menikahlah dengan orang yang sepadan secara ekonomi, jenjang sosial dan keadaan fisik.
Selanjutnya Ustadz Khalid juga menjelaskan “sebagian ulama mengatakan sesuku boleh, senegara, dan memiliki cita rasa makanan yang sama”.
“Sebenarnya bukan tidak boleh, boleh saja. Jika kita melampaui kapasitas kita, maka kita harus terima konsekuensinya yaitu harus menyiapkan ekstra energi dan ekstra waktu” tegas Ustadz Khalid.
“Misalnya ada orang Indonesia yang biasanya memakan makanan khas Indonesia seperti tempe, gado-gado dan lain sebagainya menikah dengan orang luar negeri. Ini tentunya membutuhkan ekstra waktu dan ekstra energi untuk menyesuaikan dengan hal tersebut. Belum lagi dalam hal budaya dan lainnya. Jika siap dengan konsekuensi tersebut silahkan saja”.
Sehingga Nabi bilang yang akhfa atau sepadan aja misalnya sama bahasanya, sama makanannya dan sama cuacanya. Kehidupan dunia hanya sebentar.
Intinya ketika kita berumah tangga tangga nantinya agar lebih gampang beradaptasi pilihlah pasangan yang sepada . Jangan membuang banyak waktu dan energi hanya untuk perkara dunia saja.
Sumber: Ustadz Khalid Basalamah