Mencari nafkah merupakan kewajiban bagi seorang suami dalam kehidupan rumah tangga. Tak jarang juga dalam mencari nafkah tersebut seorang suami harus pergi saat gelap (sebelum matahari terbit) dan pulang ke rumah pada saat gelap juga (terbenam matahari).
Namun apakah ketika sampai ke rumah, apakah kita sempat mengobrol dengan istri kita ataukah malah sibuk dengan aktivitas-aktivitas lainnya yang tidak sempat kita lakukan pada saat di kantor misalnya bermain game, berselancar di dunia maya, atau aktivitas lainnya tanpa adanya interaksi antara seorang suami dengan istri dan anak-anaknya?.
Tulisan ini merupakan sebuah renungan bagi kita seorang suami bagaimana memperlakukan keluarga kita terutama seorang istri yang rela melepaskan status sarjana mereka yang seharusnya bisa bekerja di tempat yang baik, yang rela resign dari pekerjaan mereka demi mengurus suami dan anak-anak. Walau pekerjaan kita terasa berat, yakinlah pekerjaan mereka jauh lebih berat karena harus diberi tanggung jawab yang besar untuk mengurus rumah tangga dan anak-anak sebagai aset paling berharga. Dan itu terjadi secara terus-menerus hingga akhir hayat tanpa adanya hari libur, tanpa adanya cuti, dan tanpa adanya tanggal merah.
Hai suami, ayo lepaskan egomu!!
Ketika suami pulang bekerja hal yang paling dinanti istri adalah mengobrol dengan suami. Walaupun letih pulang bekerja dengarkanlah istrimu, tanyakanlah keseharian mereka, ceritakanlah hal-hal yang bisa membuat mereka tertawa.
Ustadz Firanda Andrija menjelaskan bahwa obrolan yang mendatangkan banyak pahala adalah mengobrol dengan istri. Kemudian imam Al-Bukhori membawakan hadist dari Ibnu Abbas yang menjelaskan tentang bagaimana dia menginap di rumah bibinya Maimunah istri nabi ﷺ. “Aku nginap di rumah bibiku Maimunah istri nabi ﷺ, lantas aku mendengar Rasulullah ﷺ ngobrol dengan istrinya Maimunah beberapa lama kemudian beliau tidur”.
Ngobrol di malam hari dilarang Rasulullah ﷺ kecuali ada sesuatu yang penting. Namun Al hafidz ibnu hajar menjelaskan menyampaikan ilmu syariat di malam hari diperbolehklan karena ada pahala. Demikian juga seorang ngobrol dengan istri juga mendapatkan pahala karena keduanya amalan soleh. Hal ini menjelaskan kesetaraan pahala yang didapatkan dari pengajian dan ngobrol dengan istri.
Maka jika suami pulang dari pekerjaannya, apalagi pulang di malam hari, jika sampai di rumah jangan langsung tidur tapi mengobrolah dengan istri kalian.
Istri membutuhkan obrolan ke suami. Wanita itu tidak sama seperti laki-laki. Wanita itu perasa, butuh perhatian, butuh sentuhan, butuh senyuman anda. Lantas, jika seorang suami tidak memberikan itu semua, maka salah.
Kenapa anda tidak mengobrol dengan istri? maka anda belum menemukan kenikmatan dalam rumah tangga. Oleh sebab itu, ciptakanlah obrolan yang nikmat antara suami dan istri.
Banyak hal yang bisa diobrolkan. Namun kadang-kadang ada seorang suami yang tidak nyambung ngobrol sama istri dikarenakan suaminya “pentium 4” sedangkan istri “pentium 1” maka solusinya suami harus mengobrol di pentium 1.
Gak usah ngobrol hal-hal yang tidak berguna dan berat seperti masalah politik ataupun pekerjaan. Ngobrollah hal-hal ringan dan kita sukai misalnya tentang anak-anak, tentang jalan-jalan, tentang makanan ataupun tentang hal lainnya yang membuat kita nyaman.
Istri itu suka ngobrol, jika suami tidak mengobrol dengan istri, dengan siapa lagi istri mengobrol? pada akhirnya mungkin dia akan curhat pada orang lain.
Oleh karenanya, sebagai suami harus menyisihkan waktu ngobrol dengan istri walaupun dalam kondisi letih.
Sumber: Ustadz Firanda Andirja