Ustadz, peringatan 1 muharram dilarang sampai sejauh mana, jika 1 muharram dijadikan momentum syiar islam apakah dilarang? misal akan diadakan acara gebyar muharram, lalu diadakan lomba-lomba seperti tahfidzul qur’an, adzan, cerdas cermat, dan seterusnya, apakah tidak diperbolehkan? syukron
Jawaban oleh Ustadz Dr. Khalid Basalamah, MA
Allahualam, saya bukan mengatakan pendapat saya pribadi ya, tapi memang kita harus kembali kependapat umumnya ulama. Ulama-ulama yang sebelumnya saya pernah belajar dari tangan mereka, mereka mengatakan tidak pernah ada dicontohkan oleh nabi Salallahualaihiwasalam padahal nabi adalah nabi utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Begitupula dengan para sahabat yang tidak pernah merayakan tahun baru islam. Kalau kita mengemasnya mengatakan karena alasan kaum muslimin mengadakan tahun baru islam kenapa? karena orang nasrani mempunyai tahun baru masehikan? makanya kita juga tarik-tarik mencontohi, kata nabi (Dari Ibnu ‘Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda) :
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.”
(HR Abu Dawud, hasan)
Jadi kita karena merasa gitu, ada acara hari lahirnya nabi Isa, kita juga buat acara lahirnya nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ikuti-ikuti mereka untuk apa? untuk apa menambah-nambah. Kenapa kita harus merayakan 1 muharram, apa masalahnya? apa urusannya? ga ada hubunggannya dengan syariat kita. Jangan tersinggung kalau saya membahasakannya seperti ini ya. Karena kita ini di Indonesia katanya mempunyai hak untuk menyampaikan. Saya juga mempunyai hak untuk menyampaikan apa yang saya pelajari. Ada orang yang sesat menyampaikan segala macam pendapat yang salah, kita cuma meminta dalil saja, kembali kepada kemurnian agama. Permasalahannya adalah belum pernah diriwayatkan nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam 1 muharram dengan alasan apapun, lomba kudakah, lomba memanahkah tidak pernah adakan? tidak pernah sama sekali. Maka tidak perlu diadakan. Karena jika anda buka itu, nanti tahun depan rayakan lagi, nanti dari cerdas-cermat pindah ke ini, ke itu, nanti macem-macem, terbumbu-bumbuilah jadi kemana-mana. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah merayakan isra’ mi’raj, memang nabi ga pernah rayakan itu, coba datangi riwayatnya, ada ga nabi pernah rayakan isra’ mi’raj, memang gak pernah.
“Tapikan itu momentumnya?” Kita disuruh buat mejelis ilmu, jelasin kepada kaum muslimin, bukan ditentukan tanggalnya lalu dirayakan. Jadi ini kita hanya mengajak kemurinian syariat. Tapi kalau anda menganggap sudahlah tetap saya lakukan, itu hak anda silahkan. Anda mau lakukan silahkan saja. Jangan salahkan saya tapi, karena saya juga mempunyai hak menyampaikan apa yang saya tau dan saya betul-betul bukan mengajari yang salah cuma mengajak kepada kemurnian agama. Itu kalau dibiarkan saudaraku, maka akan banyak embel-embelnya, banyak bunganya.
Agama kita jelas, terang, seperti matahari disiang hari ga butuh ditambahi.