city road man people

TAKUT DITINGGAL OLEH SUAMI

Ketika seseorang membina rumah tangga kemudian Allah memberikan sakinah (kedamaian) membalut hubungan suami, istri dan anak-anaknya dengan cinta dan kasih sayang. Biasanya ada kekhawatiran dan ketakutan ditinggal oleh salah satu dari keduanya. Istri yang biasanya takut kehilangan suaminya, takut ditinggal sama suaminya baik ditinggal karena meninggal dunia, nikah lagi ataupun kabur. Rasanya kita perlu belajar dari ibunda Nabi Isma’il ‘alaihissalam.

Tatkala Nabi Ibrahim as menikahi Hajar, akhirnya Sarah istri pertama Nabi Ibrahim cemburu – setelah punya anak yang bernama Isma’il, akhirnya Nabi Ibrahim membawa istrinya Hajar ibunda Nabi Isma’il ke Mekkah dari Palestina. Dalam kondisi Nabi Isma’il masih sedang dalam susuan, Hajar bersama Isma’il diletakkan di dekat Baitullah dan disitu ada pohon namanya pohon Dowha yang letaknya di dekat air zam-zam, di tempat yang lebih tinggi dari masjidil Haram. Mereka diletakkan disana diberikan air, makanan dan di Mekkah tidak ada seorang pun yang ada di sana, sebuah lembah kosong tidak berpenduduk/ tidak bertanaman, tidak ada tumbuhan yang bisa dimakan disana.

Lalu Nabi Ibrahim pergi meninggalkan keduanya, ketika Nabi Ibrahim pergi diikuti oleh Hajar ini merupakan sebuah hadist dalam riwayat Bukhari berkata Hajar, “wahai Ibrahim kemana kamu mau pergi? Kamu mau meninggalkan kami di tempat ini? Di lembah yang tidak ada manusia dan sesuatu apapun disini”, kemudian Nabi Ibrahim berdiam tidak menjawab dan tidak menoleh. Dsiini Hajar sadar mungkin pertanyaan dia yang salah. Para istri kadangkala salah bertanya kepada suami sehingga terjadi perang di dalam rumah. Nabi Ibrahim tidak menjawab dan Hajar kemudian berkata, “apakah Allah yang memerintahkanmu untuk melakukan ini?, berkata Nabi Ibrahim, “iya”. Hajar percaya kalau begitu Allah pasti tidak akan menelantarkan kami.

Nabi Ibrahim terus pergi sampai ketika sudah tidak kelihatan oleh Hajar, Nabi Ibrahim menghadap ke kiblat kemudian berdo’a, mengangkat tangannya (hal yang dianjurkan saat berdo’a) mengatakan (QS. Ibrahim: 37),

رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ

“wahai Rabb kami sesungguhnya aku meletakkan dari anak keturunanku di sebuah lembah yang tidak tumbuh tanaman disitu, disisi baitukal muharram, ya Allah jadikan mereka orang-orang yang mendirikan shalat, jadikan sebagian hati manusia condong ke tempat ini karena harus ada kehidupan disini, ada rumah-Mu disitu dan berikan rezeki kepada mereka dari buah-buahan agar mereka bersyukur kepada-Mu”. Bayangkan Nabi Ibrahim berdo’a meminta buah-buahan di lembah yang kering kerontang, hal itu merupakan keyakinan seorang muslim, tidak pernah pesimis dalam kehidupan ini, Allah pasti bisa memberi.

Seorang suami berat meninggalkan istrinya tetapi itu perintah yang harus dilaksanakan. Kalau kita lihat kadang kala pegawai negeri dimutasi ke tengah hutan meninggalkan istrinya, dia berangkat. Karena itu merupakan perintah atasannya, karena itu merupakan kontrak kerjanya bahwasannya dia harus siap. Kita kadangkala taat kepada perintah manusia, tetapi dengan perintah Allah kita meremehkan.

Hajar ibunda Nabi Isma’il yang masih dalam susuan meminum air yang masih tersisa, makan kurma sampai habis. Ketika sudah habis airnya kemudian susunya kering lalu makanan habis, dilihat Nabi Isma’il dalam kondisi kehausan dan kelaparan maka Hajar takut melihat/ tidak tahan melihat Nabi Isma’il dalam kondisi seperti itu, akhirnya dia meilihat ada bukit yang dekat yaitu bukit Shafa. Hajar pun berangkat kesana lalu dilihatnya kearah sana dan sini berharap mungkin ada yang bisa membantu kemudian dia lari lagi agak keras larinya ketika sampai di perut lembah kemudian berangkat ke Marwah sampai 7 kali (ini merupakan ibadah sa’i untuk mengenang bagaimana perjuangan seorang ibu yang ditinggal oleh suaminya, tidak boleh berhenti berjuang) ketika 7 kali akhirnya setelah sampai di Marwah dia mendengar suara maka dia mengatakan, “coba dengar ini ada apa ini”. Dia berusaha untuk mendengar suara yang terdengar oleh telinganya lalu ibunda Nabi Isma’il berkata, “aku sudah mendengarnya jikalau Engkau telah membuat aku mendengarkan ini karena ada bantuan dari-Mu maka bantulah ya Allah”, ternyata dia melihat ada malaikat disisi Nabi Isma’il as yang malaikat itu menggali dengan kaki atau sayapnya sampai keluar air dari sumber galian tersebut. Betapa bahagianya ibunda Nabi Isma’il ketika melihat air zam-zam keluar kemudian air tersebut dikumpulkannya , andaikata tidak dikumpulin kata Nabi ﷺ, “air zam-zam itu akan menjadi mata air yang mengalir”.

Maka pesan untuk setiap wanita jangan takut ditinggal suaminya, yang memberikan rezeki bukan suaminya. Ketika lahiran ada suaminya, marah-marah dengan suaminya padahal suaminya tidak bisa berbuat apa-apa, minta sama Allah berjuang. Bagaimana Maryam berjuang melahirkan anaknya sendirian, tidak ada yang membantunya tetapi yakin ada Rabbul’alamin. Semoga setiap wanita bisa mengambil pelajaran dari ibunda Nabi Isma’il. Barakallahu fiikum

Sumber: Ustadz Syafiq Riza Basalamah