Manakah wanita yang paling baik wahai Rasulullah ﷺ? Lalu Nabi ﷺ mengatakan, “wanita yang paling baik adalah wanita yang kalau dipandang menyenangkan hati”, SubhanAllah. Kalau kita berbicara wanita yang paling enak di pandang ini maka para Ulama menafsirkan 2 penafsiran yaitu yang pertama karena dia cantik dan yang kedua karena dia pandai mempercantik dirinya. Kedua hal tersebut berbeda, ada wanita-wanita yang cantik tetapi tidak enak dipandang karena tidak pandai berdandan di rumahnya. Kadang kala ini ibu-ibu saat suaminya datang sedang menggoreng ayam hanya dilihat dari jauh tidak menghampiri suaminya, istri yang seperti ini tidak meyenangkan.
Ada juga ibu-ibu yang kalau dirumah sukanya memakai daster setiap membeli pakaian berupa daster. Kadang kala suami melihat istrinya ada rasa tidak suka. Dan ada istri-istri atau para wanita yang tidak pandai menjaga tubuhnya karena merasa sudah laku/ menikah. Istri sukanya makan terus dan kulineran sampai lupa dengan berat badannya yang semakin bertambah terus, suami melihat tidak suka yang seperti itu. Apalagi godaan yang diluar ibu-ibu harus hati-hati. Maka jadilah istri yang menyenangkan suami.
Disini kita melihat seorang wanita itu boleh meminta kepada suaminya untuk tidak dikumpulkan dengan mertuanya, itu hak wanita. Allah سبحانه وتعالی mengatakan dalam Al-Qur’an Surah At-Talaq ayat 6 yaitu,
أَسْكِنُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ سَكَنتُم مِّن وُجْدِكُمْ وَلَا تُضَآرُّوهُنَّ لِتُضَيِّقُوا۟ عَلَيْهِنَّ ۚ وَإِن كُنَّ أُو۟لَٰتِ حَمْلٍ فَأَنفِقُوا۟ عَلَيْهِنَّ حَتَّىٰ يَضَعْنَ حَمْلَهُنَّ ۚ فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَـَٔاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ ۖ وَأْتَمِرُوا۟ بَيْنَكُم بِمَعْرُوفٍ ۖ وَإِن تَعَاسَرْتُمْ فَسَتُرْضِعُ لَهُۥٓ أُخْرَىٰ
Terjemah:
“Tempatkan istri-istri kalian sesuai dengan kemampuan kalian dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka. Dan jika mereka (istri-istri yang sudah di talak) itu sedang hamil, maka berikanlah kepada mereka nafkahnya sampai mereka melahirkan kandungannya, kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)-mu maka berikanlah imbalannya kepada mereka; dan musyawarahkanlah diantara kamu (segala sesuatu) dengan baik; dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya”. (QS. At-Talaq:6)
Ketika kadang kala kumpul dengan mertua, para Ulama menjelaskan termasuk membahayakan para wanita ketika mengumpulkan dua istri di dalam satu rumah. Hal itu termasuk membahayakannya dan itu hak istri untuk menuntut. Atau mengumpulkan istri dengan periparan/ ipar-ipar karena disitu wanita tidak bisa mengungkapkan perasaannya seperti mau berdandan menyambut kepulangan suami tidak mungkin karena ada ipar-iparnya, ketika mau memakai baju-baju yang sexy juga tidak bisa karena ada mertuanya.
Ketika kumpul memang susah dalam kondisi yang seperti ini, mau membukakan pintu untuk suaminya dengan dandanan yang MasyaAllah dengan pakaian yang membuat suaminya bergairah mungkin, tetapi tidak bisa karena mau keluar dari kamar saja sudah harus memakai kerudung. Tetapi kalau memang wanitanya ridha dengan hal tersebut tidak masalah karena itu merupakan hak para wanita.
Rasul ﷺ mengatakan, “yang menyenangkan hati suaminya kalau dilihat”. Ada wanita yang mungkin kulitnya putih gelap tetapi dia pandai berdandan, pandai mengambil hati suaminya. Setiap suaminya datang, aroma di tubuhnya SubhanAllah suaminya membuka pintu dia langsung menyium wangi istrinya. Jadi bukan aroma minyak/ bawang yang dihirupnya karena biasanya dirumah ini ibu-ibu yang diletakkan di perutnya biasanya minyak kayu putih atau minyak telon. Jadi suami masuk ke dalam rumah seperti masuk ke kamar bayi. SubhanAllah, hati-hati disini Rasulullah ﷺ menganjurkan kepada para wanita untuk menjadi yang paling baik, yang dia bisa berdandan untuk suaminya, dia bisa menjaga tubuhnya, menjaga dirinya, tidak sibuk dengan hanya makan saja.
Wanita yang paling baik adalah wanita yang kalau disuruh dia ta’at dan wanita itu tidak membantah kepada suaminya dalam urusan dirinya atau hartanya yang kadang kala suami memberikan nasehat kepada istri atau suami meminta untuk istrinya datang kepadanya. Kadang kala ini suami ada perlu sama ibu namun sedang ada tamu maka usir tamunya, bismillah. Minta tolong kepada tamu tersebut untuk pulang karena sedang ada perlu. Hal itu termasuk bagaimana menjaga kehormatan suami, jangan sibuk dengan teman, ngobrol dengan teman sedangkan suami ditinggal sendirian, itu termasuk tidak menghormati suaminya.
Sumber: Ustadz Syafiq Riza Basalamah